Panduan Pembelajaran Tatap Muka

panduan pembelajaran tatap muka

Bertepatan dengan Hari Anak Sedunia 2020, Pemerintah Indonesia melakukan pengumuman keputusan bersama tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19

Mulai Januari 2021 pembelajaran tatap muka diperbolehkan, namun tidak diwajibkan. Lalu bagaimana kebijakan pembelajaran tatap muka? apa saja yang perlu dipersiapkan oleh Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan atau Sekolah dan Orang Tua sebagai pihak penentu pembelajaran tatap muka.


Dear Parents,

Jum’at, 20 November 2020 melalui siaran langsung pada youtube channel Kemendikbud RI saya meyaksikan “Pengumuman Keputusan Bersama Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19

Acara tersebut dihadiri oleh:

  1. Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
  2. Muhadjir Effendy Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
  3. Fachrul Rozi, Menteri Agama
  4. Terawan Agus Putranto, Menteri Kesehatan
  5. Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri
  6. Dono Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Sebagai orang tua yang memiliki anak usia sekolah, saya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang bagaimana nantinya jika sekolah sekolah di Indonesia mulai penerapkan pembelajaran tatap muka.

Jadi konsen saya yaitu pada materi presentasi dari mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Berikut adalah ringkasan paparan beliau tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

panduan pembelajaran tatap muka
Panduan Pembelajaran Tatap Muka

 

Semoga informasi ini bisa memberikan kejelasan bagi kita semua para orangtua tentang bagaimana nantinya jika penerapan pembelajaran tatap muka dijalankan setelah berbulan bulan diterapkannya pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Menurut Mas Menteri Nadiem Makarim, peta zonasi risiko dari Satuan Tugas penanganan COVID-19 Nasional, saat ini tidak lagi menentukan pemberian izin pembelajaran tatap muka. Lalu saat ini siapa yang menentukan pemberian izin pembelajaran tatap muka?

Dari evaluasi hasil SKB sebelumnya, hanya 13% sekolah yang menerapkan pembelajaran tatap muka dan 87% masih belajar dari rumah. Jadi sebenarnya pembelajaran tatap muka sudah dizinkan melalui keputusan hasil SKB sebelumnya berdasarkan peta zonasi risiko.

Pada zona kuning dan hijau, sudah diperbolehkan tatap muka, tetapi masih banyak sekolah yang belum melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa sekolah belum menerapkan pembelajaran tatap muka, seperti proses untuk protokol kesehatan pembelajaran tatap muka membutuhkan waktu dan juga disiplin yang tinggi dalam menerapkan protokol kesehatan.


Hasil Evaluasi Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Menurut Mas Menteri Nadiem Makarim, dampak negatif dari penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) suatu hal yang nyata lho, dan jika PJJ dilaksanakan terus menerus maka akan menimbukan hal hal berikut :

  • Banyak anak anak putus sekolah, ini sangat erat hubungannya dengan situasi ekonomi yang tidak memadai.
  • Banyak orang tua skeptis dengan hasil pendidikan anak-anaknya, merasa tidak mampu atau tidak maksimal dalam pendampingan proses pembelajaran jarak jauh karena ketidaksiapan dan juga aktifitas orangtua lain seperti orangtua harus bekerja.
  • Berbagai risiko lainnya, seperti daerah-daerah yang semakin sulit melaksanakan PJJ, hal ini mengakibatkan kesenjangan daerah semakin melebar serta pertumbuhan anak juga jadi risiko sangat besar.
  • Jumlah peserta didik pada PAUD menurun, banyak anak anak usia PAUD yang tidak sekolah
  • Risiko ada satu generasi yang hilang pembelajaran (loss learning) yang harus mengejar ketinggalan dan bagaimana jika tidak bisa mengejar ketinggalan tersebut.
  • Psikososial, minimnya literasi menjadikan anak anak stress, tingkat stress pada orangtua juga meningkat sangat drastis serta peningkatan insiden kekerasan pada anak juga meningkat, seperti anak diminta untuk bekerja demi ekonomi keluarga.
panduan pembelajaran tatap muka
Hasil Evaluasi Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Pengambil Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi COVID-19

Menurut Mas Menteri Nadiem Makarim, penentu kebijakan pembelajaran tatap muka harus berfokus pada daerah agar sesuai dengan konteks dan kebutuhan.

Saat ini, Pemerintah daerah merupakan pihak yang paling mengetahui dan memahami kondisi, kebutuhan dan kapasitas daerahnya masing-masing.

Kondisi, kebutuhan dan kapasitan kecamatan dan atau desa/keluarahan pada satu kabupaten/kota yang sama dapat sangat bervariatif antara satu dengan lainnya

Pengambilan kebijakan pada sektor pendidikan di daerah harus melalui pertimbangan yang holistik dan selaras dengan pengambilan kebijakan pada sektor lain di daerah.

panduan pembelajaran tatap muka
Pemda sebagai pengambil kebijakan penerapan pembelajaran tatap muka

2 Prinsip Dasar dalam Kebijakan Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19

Ada 2 prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam kebijakan pendidikan di Masa Pandemi COVID-19, yaitu

  1. Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran
  2. Tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi COVID-19
panduan pembelajaran tatap muka
Prinsip Dasar Kebijakan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19


Pemberian Izin Penerapan Pembelajaran Tatap Muka

Pemberian izin pembelajaran tatap muka dapat dilakukan secara serentak dalam satu wilayah kabupaten/kota atau bertahap per wilayah kecamatan/desa/kelurahan.

Pemerintah melakukan penyesuaikan kebijakan untuk memberikan penguatan peran pemerintah daerah/kanwil/kantor Kemenag.

Pemberikan kewenangan penuh pada pemerintah daerah/kanwil/kantor kemenang dalam penentuan pemberian izin pembelajaran tatap muka.


Proses Penerapan Pembelajaran Tatap Muka

Mulai Januari 2021, ada 3 pihak yang akan menentukan apakah sekolah boleh dibuka atau tidak, yaitu :

  1. Pemerintah Daerah/Kanwil/Kantor Kemenag
  2. Satuan Pendidikan
  3. Orang tua melalui Komite Sekolah

Jadi, simulasinya adalah :

  • Jika ketiga pihak setuju, maka sekolah boleh di buka
  • Jika ketiga pihak tidak setuju, maka sekolah tidak boleh di buka
  • Jika sekolah dibuka, orangtua masih bisa tidak memperkenankan anaknya untuk datang sekolah, diperbolehkan bukan diwajibkan.
  • Orangtua menginginkan anak tidak datang ke sekolah, maka anak tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (belajar dari rumah secara penuh)

panduan pembelajaran tatap muka
Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan (Sekolah) dan Orangtua/Wali merupakan 3 pihak penentu Pembelajaran Tatap Muka

 

Jadi, peta zonasi tidak lagi memberikan ijin tapi Pemda. Pembelajaran tatap muka bisa dilakukan secara serentak atau bertahap, ini semua diserahkan oleh kewenangan Pemda, terhadap keamanan kesehatan Covid-19 di daerahnya masing masing

Jika pemda atau kanwil/kantor kemenang memberikan ijin, satuan pendidikan penuhi daftar periksa termasuk persetujuan komite sekolah/perwakilan orang tua/wali, maka peserta didik memulai pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan secara bertahap.

Jika orangtua tidak mengijinkan maka peserta didik melanjutkan pembelajaran dari rumah secara penuh.
 

Faktor Yang Menjadi Pertimbangan Pembelajaran Tatap Muka

Faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan Pemerintah Daerah dalam pemberian izin pembelajaran tatap muka antara lain :

  1. Tingkat risiko penyebaran COVID-19 di wilayahnya
  2. Kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan
  3. Kesiapan satuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka sesuai dengan daftar periksa
  4. Akses terhadap sumber belajar/kemudahan Belajar Dari Rumah (BDR)
  5. Kondisi psikososial peserta didik
  6. Kebutuhan layanan Pendidikan bagi anak yang orangtua/walinya bekerja di luar rumah yang tidak mendampingi anaknya belajar dari rumah
  7. Ketersediaan akses transportasi yang aman dari dan ke satuan pendidikan
  8. Tempat tinggal warga satuan pendidikan
  9. Mobilitas warga antar-kabupaten/kota, kecamatan, dan kelurahan/desa
  10. Kondisi geografis daerah

Pemerintah Daerah atau Pemda harus mengambil keputusan dalam pembelajaran tatap muka berdasarkan faktor-faktor diatas.

panduan pembelajaran tatap muka
Faktor Pertimbangan Pembelajaran Tatap Muka

Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan tetap hanya diperbolehkan untuk satuan pendidikan yang telah memenuhi daftar periksa (sama dengan SKB Sebelumnya).

Apa saja daftar periksa yang harus dipenuhi oleh satuan Pendidikan

1. Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan

  • Toilet bersih dan layak
  • Sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer
  • Disinfektan

2. Mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan
3. Kesiapan menerapkan wajib masker
4. Memiliki thermogun
5. Memiliki pemetaan warga satuan pendidikan yang

  • Memiliki comorbid tidak terkontrol
  • Tidak memiliki akses transportasi yang aman
  • Memiliki Riwayat perjalanan daerah dengan tingkat risiko COVID-19 yang tinggi atau riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif COVID-19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri

6. Mendapatkan persetujuan komite sekolah/perwakilan orangtua/wali
 

panduan pembelajaran tatap muka
Daftar periksa yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dalam pembelajaran tatap muka

Tanpa persetujuan orangtua/wali sekolah tidak diperkenankan melakukan pembelajaran tatap muka.


Protokol Kesehatan Pembelajaran Tatap Muka

Jika orang tua menyetujui pembelajaran tatap muka dilakukan, maka protokol kesehatan yang ketat, harus terus dilakukan, bukan berarti kembali ke sekolah dengan normal, tapi tetap dengan protokol kesehatan tetap di jalankan.

Kondisi Kelas

  • Jaga jarak minimal 1,5 meter
  • Jumlah maksimal peserta didik per ruang kelas dibatasi, yaitu :
    • PAUD: 5 peserta didik (dari standar 15 peserta didik)
    • Pendidikan dasar dan menengah 18 peserta didik (dari standar 36 peserta didik)
    • SLB: 5 peserta didik (dari standar 8 peserta didik)

panduan pembelajaran tatap muka

Jadwal Pembelajaran

Sistem bergiliran rombongan belajar (shifting), ditentukan oleh masing masing satuan pendidikan

panduan pembelajaran tatap muka

Perilaku Wajib

  • Menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau masker sekali pakai/masker bedah
  • Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer
  • Menjaga jarak minimal 1,5 meter dan tidak melakukan kontak fisik
  • Menerapkan etika batuk/bersin

panduan pembelajaran tatap muka

Kondisi medis warga satuan pendidikan

  • Sehat dan jika mengidap cormobid (penyakit peyerta) harus dalam kondisi terkontrol
  • Tidak memiliki gejala COVID-19, termasuk pada orangtua yang serumah dengan warga sekolah

panduan pembelajaran tatap muka

Kantin

Tidak diperbolehkan

Kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler

Tidak diperbolehkan

panduan pembelajaran tatap muka

Kegiatan selain pembelajaran

Tidak diperbolehkan ada kegiatan selain KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), contoh yang tidak diperbolehkan orangtua menunggu siswa di sekolah, istirahat di luar kelas, pertemuan orangtua murid, dan lain sebagainya.

Pembelajaran di luar lingkungan satuan Pendidikan

Diperbolehkan dengan protokol kesehatan

Pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka

Kebijakan ini mulai berlaku pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 atau pada bulan Januari 2021, daerah dan sekolah diharapkan meningkatkan kesiapan untuk penyesuainya ini

Seluruh pemangku kepentingan perlu mendukung pemerintah daerah dalam mempersiapkan transisi pembelajaran tatap muka, harus bekerjasama untuk memastikan anak dapat terus belajar dengan sehat dan selamat

  • Pemerintah pusat
  • satgas Covid-19 daerah
  • Masyarakat sipil
  • Pemerintah daerah
  • Dinas Pendidikan
  • Dinas kesehatan
  • Dinas Perhubungan
  • sekolah/PT
  • Guru/Dosen
  • Orang tua

panduan pembelajaran tatap muka
Januari 2021 Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Boleh Dilakukan

--

Kesimpulan

  1. Januari 2021 pembelajaran tatap muka diperbolehkan, tapi tidak diwajibkan
  2. Pemda, satuan pendidikan (sekolah) dan orang tua adalah penentu penerapan pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2020/2021.
  3. Orang tua sebagai penentu akhir penerapan pembelajaran tatap muka, jika orang tua tidak mengijinkan maka sekolah tidak dibuka.
  4. Jika orangtua tidak mengijinkan, maka peserta didik melanjutkan pembelajaran dari rumah secara penuh.
  5. Jika pembelajaran tatap muka dilaksanakan, maka protokol kesehatan harus tetap dijalankan dengan ketat.

Semoga ringkasan dari hasil paparan mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tetang Panduan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2020/2021 dapat memberi harapan bagi banyak anak anak di Indonesia yang sulit melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

panduan pembelajaran tatap muka
Tanpa Persetujuan Orang Tua, Pembelajaran Tatap Muka Tidak Diperkenankan

 

Menurut mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim jika tidak dimulai sekarang, maka kita semua tidak berlatih melakukan new normal dan yang paling menyedihkan adalah kondisi loss learning dan risiko psikososial satu generasi pada anak anak Indonesia menjadi permanen, hal tersebut harus di tangani dengan segera.

Memang suatu hal yang sulit untuk diterapkan, apalagi sebagai orangtua tentu kita masih khawatir karena kurva terkonfirmasi positif Corona masih tinggi.. harapan kita bersama agar pandemi ini segera berakhir dan anak anak bisa bersekolah lagi menjalankan pembelajaran tatap muka.. Aamiin YRA.

Semua dikembalikan kepada kesiapan Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan (Sekolah) dan juga Orang tua. Tanpa persetujuan orang tua, sekolah tidak diperkenankan melakukan pembelajaran tatap muka.

Salam hangat,
Elly Nurul


Catatan:

Sumber artikel, Paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim saat Pengumuman Keputusan Bersama tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19. (20/11/2020)

35 komentar

  1. Aku juga nonton nih live Kemendikbud waktu itu di Youtube :) Nih, sekolah teteh Rafa hari ini kirim angket kepada seluruh orangtua agar lekas diisi paling telat 24 Nov. AKu sungguh bingung ya atau tidak. Rafa maunya masuk karena katanya udah puyeng PJJ ga ngerti mapel tertentu. Kalau sekolah Fakhri belum kirim angket hehehe...HHmm...mamak mikir dulu karena berharap semua pihak ga kasih kendor prokes 3M ya. TFS mb Elly.

    BalasHapus
  2. masih ws-was aku nih, soalnya di bilang zona kuning tapi kan nanti muridnya berasal dari mana-mana dalam satu sekolah. Masih serba bingung sih ya, aku nunggu keputusan nanti deh kalau gitu pembelajaran daring lai atau tatap muka asalakan protokol keseharan dijaga. dengan ketat

    BalasHapus
  3. Terima kasih informasinya mbak. Pinginnya sih angka covid menurun baru ada tatap muka. Tapi kita hargai kebijakan pemerintah

    BalasHapus
  4. wah iya ya, januari sudah mulai tatap muka ya mbak...harus makin sering membiasakan anak mematuhi protokol kesehatan, biar mereka siap klo harus kembali ke sekolah

    BalasHapus
  5. AKu rada deg degan sih menghadapi anak-anak sekolah nanti, semoga lancar dan sehat aamiiiin

    BalasHapus
  6. Kalau inget efek negatif dari pandemi ini ke dunia pendidikan emang bikin sedih banget ya... Semoga anak-anak tetap bisa menjadi generasi hebat kelak meskipun anak-anak mengalami situasi yang gak biasa seperti sekarang ya...

    BalasHapus
  7. jujur saya sebenernya ngeri2 sedap ngelepas anak ke sekolah :( apalagi anakku masih kelas 2 SD belum paham benar apa sebenarnya bahayanya pandemi ini walau sering di jelaskan

    BalasHapus
  8. Pasti banyak masalah untuk setiap perubahan yang tiba-tiba datangnya ya Mak. Alhamdulillah selalu ada penyesuaian2. Semoga begitu tatap muka berlaku, semuanya sudah siap, termasuk para orang tua

    BalasHapus
  9. Di sekolah anak-anak udah sejak awal diterapkan yang aturan dua hari masuk dan tiga hari belajar di rumah itu, sih. Belum tahu bakal dibikin jadi rutin masuk tiap hari atau enggak nantinya.

    BalasHapus
  10. Semoga nanti prakteknya pas sekolah di buka bisa sesuai protokol dan aturan2 yang berlaku ya.
    Di daerahku sudah banyak sekolah yang masuk padahal kasus lagi rekor melonjak di sini. Aku nggak tahu ya penanganan di sekolahnya seperti apa, tapi berharap yang terbaik aja.

    Aku juga sebenernya sudah angkat tangan ngajarin anak di rumah, tapi belum sanggup melepas dengan keadaan yang kayak gini di daerahku :)

    BalasHapus
  11. Di daerahku di majalengka, kemarin sudah agak redup nih ttg si corona ini tapii kemarin ramai lagi gara2 lonjakkan pasien terinfeksi covid yang cukup tinggi di berbagai kecamatan hikss.. dan sekolah pun kembali diliburkan, padahal bberapa waktu yg lalu sudah mulai sekolah meski dg sistem shift gitu

    BalasHapus
  12. huaaa deg2an yaa bund denger keputusan bersama menteri2 tersebut. semoga anak2 kita sehat2 ya. mana anak2 ringkih lagi buat pegang ini itu, coba ini itu ikut temennya yg belum tentu sebaik kita dalam kontrol kesehatan.. semoga di sekolaa bisa dikontrol. aku jg yg deg2an

    BalasHapus
  13. Boleh tapi tidak wajib. Terus, jangan full day juga ya hehehe. Mudah-mudahan keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk kita semua ya. Khawatir jelas ada, yang penting prokes tetap dijaga. Kalo edaran udah ada sih di sekolah anak, tapi hanya 3 mapel yang tatap muka dan itupun sebatas praktik aja. Selebihnya masih PJJ.

    BalasHapus
  14. Diijinkan tapi tak diwajibkan. nah ini penting banget. Satu sisi aku tetap berharap di sekolah anakku tidak dterapkan tatap muka. Kondisinya masih aman

    BalasHapus
  15. Januari 2021 tinggal hitungan hari. Semoga pemda dan institusi pendidikan yang akan mengeluarkan izin benar-benar siap ya. Tak hanya tentang protokol kesehatannya namun juga institusi pengawasannya. Sebab virus itu gak kelihatan. Kuatirnya euphoria kembali ke sekolah membuat anak-anak meluapkan kegembiraan dan mereka jadi kurang awas mengikuti semua prosedur. Ah semoga tidak demikian. Saya terlalu banyak kuatir :)

    BalasHapus
  16. Yg jelas, jangan kasih kendor untuk protokol kesehatan yhaa
    apapun keputusannya, sebaiknya dilakukan dgn bijak.
    BISMILLAH semoga yg terbaik untuk anak2 Indonesia!

    BalasHapus
  17. Kalau yang aku lihat, banyak anak yang jam sekolah akhirnya main. Dikasih tugas gak langsung dikerjakan tapi ditunda dulu. PR banget dah main sekolah-sekolahan ini. Aku bukan termasuk yang melarang buat tatap muka, tapi harus sesuai sama protokol kesehatan dan disiplin. Ini yang memang agak lama dan belum ada jaminan

    BalasHapus
  18. Ada juga dijelaskan mengenai kegiatan yang tidak diperbolehkan ketika sekolah sudah buka nanti ya, seperti orangtua menunggu siswa di sekolah, istirahat di luar kelas, pertemuan orangtua murid.

    Kebayang ortu murid anak kelas 1 SD pasti pada gelisah nih.

    BalasHapus
  19. Zona di desa tempat mengajar kmrn ada temuan satu warga terkena covid, jadi jelas statusnya zona merah. Jadi, kegiatan tatap muka yg biasanya dilakukan bergiliran harus dihentikan dulu mbak.

    BalasHapus
  20. Jujur aja aku masih was was banget kalau tatap muka soale sudah ada beberapa yang meninggal dekat rumah karena covid belum lagi sekolah anakku yang pertama itu zona kuning huhu.

    BalasHapus
  21. intinya harus dipastikan dulu kesiapan sekolah danjuga anak - anak kita dalam menghadapi pandemi ini... Saya berpendapat tidak perlu dipaksakan dulu

    BalasHapus
  22. insha Allah siap buat pembelajaran tatap muka di sekolah. belajar di rumah udah ga eektif lagi buat anaku. dia jadi pemalas dan ngerjain tugas asal2an yg penting udah ngumpulin

    BalasHapus
  23. Takut banget sama keputusan Pemerintah yang semacam ini.
    Taruhannya nyawa, heuheu~
    Aku berharap ada kebijakan pilihan yang diberikan pihak sekolah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Deg-degan jadinya yaa, kak..
      Soalnya di kelas anakku ada 20-25 orang.
      Kalau separuhnya kira-kira 10 orang gitu yaa..

      Tapi memang udah gak kondusif banget belajar di rumah, heuheu~
      Banyak bargainingnya sama anak-anak.

      Hapus
  24. Jadi semua tergantung kesiapan setiap daerag dan ijin orang tua ya. Ini mungkin langkah terbaik sih. Membuka kesempatan sekolah dibuka dengan protokol ketat, namun orang tua tetap bisa mengambil keputusan disesuaikan dengan sikon dan kemantaban hati

    BalasHapus
  25. Iya memang deg-degan tapi dengan protokol kesehatan yang ketat dan kerjasama semua pihak insya Allah kegiatan sekolah berjalan lancar ya..

    BalasHapus
  26. Sebenernya was-was sih dengar keputusan tentang sekolah tatap muka yang akan segera diberlakukan lagi. Cuma di sisi lain, prihatin juga banyak anak yang sekolahnya jadi kacau selama SFH, karena gak semua anak beruntung punya support system yang baik di rumah.

    BalasHapus
  27. Kudu melaksanakan protokol kesehatan misal PJJ beneran dilakukan mulai tahun depan. Aku yang gak punya anak sekolah aja ikut waswas, Mak. Tapi semoga aja pandemi lekas usai meski gak yakin juga karena banyak yang udah kendor gak pakai masker, hikss

    BalasHapus
  28. Yang agak mengkhawatirkan kayaknya membangun kebiasaan sehat pada semu anak. Anak kita menjalankan prokes eh temennya ga nah ini yang bikin khawatir

    BalasHapus
  29. Terus terang masih kurang percaya protokol kesehatan bisa bener2 bagus. Soalnya pengalaman di sekolah ya gtulah, udah lihat sendiri kondisi di lapangan sejak Juli lalu soalnya heuheu.
    Tp alhamdulillah sih mas menteri gak mewajibkan sekolah, hanya mengizinkan sekolah buka, dan lagi2 kembali ke ortu gongnya.
    Semoga vaksin segera dilaunching jd bisa lbh tenang melepas anak aamiin

    BalasHapus
  30. Kalau di kampung malah anak udah mulai seminggu sekali belajar tatap muka soalnya PJJ menggunakan kuota tidak efektif karena tidak semua orang tua mempunyai handphone atau smartphone.

    BalasHapus
  31. Semoga tetap bisa jaga protokol kesehatan ya. Anak aku in sya Allah mau sekolah di Bekasi nih moga bisa tatap muka. Kalo daring duh gimana ya

    BalasHapus
  32. di sekolah belum ada info seh cuma yang kemaren ini aja suka dibahas. aku nunggu resminya aja sambil liat sikon januari ke depan nanti. cuma kalo misal kudu sekolah masuk terbatas ya gpp juga seh walau deg2an

    BalasHapus
  33. Jujur masih agak khawatir sih klo sekolah udah mulai dibuka lagi. Soalnya anak2 kadang masih susah diatur bt mengikuti protokol

    BalasHapus
  34. Dengan aktivitasku yang lumayan ini, aku masih berat melepas anakku masuk sekolah. Tapi, kalau di rumah terus juga, kasian jadi kurang bersosialisasi. Jadi, kesimpulan aku pribadi, masih galau. Pengennya Pandemi ini udahan aja dulu, semua kembali normal, hiks

    BalasHapus