Cara Mengatasi Burnout Bagi Para Content Creator

cara mengatasi burnout bagi content creator

Jangan takut melambat untuk menjadi lebih cepat, dengan mengambil jeda sejenak untuk mengatur kembali fikiran dan tujuan yang ingin dicapai, InshaAllah bisa menghasilkan karya yang jauh lebih baik.

Burnout seringkali menjadi masalah untuk para content creator, apalagi perempuan, sudah berkeluarga dan memiliki anak. Ditambah lagi dengan urusan bisnis dan kehidupan pribadi lainnya yang harus diurus sehingga menyebabkan burnout.


Saya adalah seorang Ibu dari 3 orang anak, memiliki kegemaran berbagi dengan menulis di blog dan membuat konten di media sosial sudah menjadi rutinitas harian saya, namun sejak masa kehamilan dilanjutkan menyusui anak ketiga membuatku sering mengalami burnout.

Burnout (keletihan mental atau kelelahan kerja) adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menggambarkan perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan yang terlalu membebankan tenaga dan kemampuan seseorang. -Wikipedia Indonesia-

Burnout bukan hal baru bagi saya, saat awal awal saya menulis blog dan membuat konten juga sering mengalami burnout. Bahkan burnout pernah membuat blog saya terbengkalai, tidak ada tulisan baru dalam blog selama berbulan bulan.

Setelah memiliki anak ketiga, waktu malam hari telah saya jadwalkan untuk menulis blog dan membuat konten, namun seringkali waktu terbuang tanpa hasil. Saya terkalahkan oleh rasa lelah dan kantuk yang lebih dominan. Kecewa iya, tapi saya meyakini bahwa ini adalah proses yang harus saya lalui

Lalu, bagaimana sih cara mengatasi burnout pagi para blogger dan content creator seperti saya?
Berdasarkan pengalaman pribadi dan literasi yang saya dapat yaitu dari Jeanita Deli Widjaja M.Psi, Psikolog Ikigai Consulting, berikut adalah cara mengatasi burnout bagi para blogger dan content creator :

cara mengatasi burnout bagi content creator
Cara Mengatasi Burnout bagi Para Content Creator


Mengatasi Burnout dengan Rumus 3A dan 1I

Awareness

Menyadari kondisi yang sedang dialami. Contohnya saya selepas melahirkan lalu menyusui, membuat berat badan naik, sulit olahraga karena mengurus bayi, sulit konsentrasi sehingga menjadi overthinking bahkan produktivitas dan antusiasme menurun.

Dengan menyadari kondisi yang sedang kita alami, kita bisa rehat bahwa segala sesuatu juga butuh jeda, hidup tidak terus menerus menulis blog dan membuat konten. Tapi Tuhan Yang Maha Esa memberikan kesempatan kepada saya untuk menikmati kondisi saya sekarang, seorang Ibu dari batita yang membutuhkan seorang Ibu dalam periode emasnya.

Saya harus menahan ego "segera kurus" dengan diet ketat yang membuat ASI tidak lancar, tahan ego juga untuk membuat konten agar terlihat produktif. Dengan menikmati kondisi yang sedang dialami sekarang, semoga bisa menjadi jeda yang mampu membuat lebih baik lagi saat membuat konten nantinya.

Acceptance

Menerima perubahan kondisi dan diri yang sedang lelah, jangan memaksa diri untuk bekerja dan melakukan apapun yang kita bisa. Ini sering banget aku alami, memaksakan diri untuk tetap berkarya tapi akhirnya drop juga.

Usia juga ngga bisa dibohongin sih, sudah tidak muda lagi, tubuh tidak se produktif masa muda, jika saat ini terlalu memaksakan diri, akhirnya tubuh bereaksi alias kelelahan.

Jika tetap memaksakan diri ditengah kondiri diri yang sedang lelah, maka hasilnya juga tidak akan maksimal, tubuh yang kelelahan membuat urusan keluarga dan lainnya terbengkalai. Kasian anak anak jika Ibunya sakit akibat memaksakan diri untuk terlihat produktif dengan konten konten yang dibuat dalam keadaan tubuh yang lelah.

Intention

Saya menyakini bahwa apapun yang kita lakukan termasuk karya yang kita buat semua kembali kepada niat awal. Apa tujuan saya menulis blog serta membuat konten konten di sosial media.

“Ingin menjadi manfaat untuk banyak orang” itulah harapan saya dalam menulis dan membuat konten lainnya. Maka jika burnout sedang menerpa, maka saatnya kembali ke niat awal, jangan jangan membuat konten hanya untuk eksistensi saja bukan memberi manfaat buat orang lain.

Dengan “Intension” kita bisa jeda sejenak untuk memperbaiki niat, jika niatnya sudah melenceng dari niat awal, atau ada perubahan niat yang lebih baik.. kenapa tidak kita jeda sejenak untuk lebih baik.

Action Plan

Ini yang paling bikin gemes hehe kok gemes, karena mengelola emosi itu tidak mudah, apalagi saya Ibu beranak tiga, sudah kebayang dong gimana harus berjuang untuk mengelola emosi.

Dalam mengatasi burnout, pengelolaan emosi dengan “take a break” ini penting dilakukan, bagaimanapun juga emosi itu harus dikendalikan dan jika emosinya sudah tidak baik, maka harus segera diperbaiki.

Kenapa emosi yang tidak baik harus segera diperbaiki? jika emosi tidak baik terus tak terkendali, maka hasilnya juga tidak baik untuk diri sendiri dan orang sekitar. Dengan kelola emosi seperti melakukan hal yang dapat memperbaiki emosi, InshaAllah akan membuat kembali bersemangat.

cara mengatasi burnout
Jika sedang burnout, saya memilih olahraga lari untuk mengatasi burnout

 

Melakukan hal hal yang disukai, bisa membuat kita kembali bersemangat. Saya memilih untuk melakukan olahraga lari untuk mengatasi burnout. Yang saya rasakan setelah berolahraga lari, selain tubuh menjadi bugar, hari itu saya kembali bersemangat untuk menjalani aktifitas selanjutnya.

Selain itu saya juga dapat belajar bagaimana “regulasi diri” serta “problem solving”. Bagaimana dan apa yang harus saya lakukan saat kondisi diri tidak sedang baik baik saja.

Dengan mengelola emosi, melakukan hal hal yang membuat kembali bersemangat, kita akan belajar bagaimana menghadapi masalah dan memposisikan diri dalam berbagai macam masalah yang menimpa diri. InshaAllah jadi pembelajaran dan menjadikan kita lebih kuat dikemudian hari.

--

Jadi, cara mengatasi burnout bagi blogger dan content creator seperti saya adalah jangan ragu untuk mengambil jeda sejenak untuk mengatur kembali fikiran dan tujuan kita dalam berkarya.

Jangan takut melambat untuk menjadi lebih cepat!


Salam hangat,
Elly Nurul



Tidak ada komentar