Festival Isi Piringku : Panduan Gizi Seimbang Anak Usia 4-6 Tahun

 

isi piringku panduan gizi seimbang anak
Panduan Gizi Seimbang Anak Usia 4-6 Tahun

Anak anak merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat penting, tidak hanya untuk keluarga tapi untuk masa depan bangsa. Tumbuh kembang anak harus tetap dijaga secara optimal dan harus mendapatkan prioritas perhatian bersama.

Permasalahan gizi di Indonesia masih serius, khususnya pada masa pandemi seringkali prioritas gizi anak anak terabaikan sehingga menyebabkan kekurangan makronutrien yang menyebabkan stunting dan atau kondisi anemia akibat kekurangan mikronutrien zat besi. Panduan gizi seimbang anak dengan isi piringku sebagai acuan porsi sekali makan untuk anak-anak dapat menjadi solusi untuk menciptakan generasi sehat.


Dear Parents,


Stunting masih menjadi permasalahan gizi yang dihadapi anak di Indonesia lho dan stunting bisa berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan. 


Nah, masa pandemi seperti sekarang menjadi sebuah tantangan tersendiri nih dalam upaya menurunan angka kejadian stunting di Indonesia. Walaupun angka kejadian stunting di negara kita mulai mengalami penurunan, tapi angkanya masih terbilang tinggi.


Jika membaca literatur tentang gizi anak, anak anak yang sehat itu harus terpenuhi gizinya sejak 1000 hari pertama kehidupannya, yaitu dimulai sejak dalam kandungan 0 bulan.


Nggak mau kan anak anak generasi bangsa kita mengalami penurunan kualitas daya saing karena permasalahan gizi atau stunting?


Lalu bagaimana cara mencegah kekurangan gizi pada anak yang dapat menyebabkan stunting? Dalam tulisan ini, saya rangkum hasil mengikuti webinar “Festival Isi Piringku Anak Usia 4-6 Tahun” dalam rangka memperingati hari gizi nasional dengan tema membangun generasi sehat melalui edukasi gizi seimbang sejak dini, Jum’at, 26 Februari 2021 yang menghadirkan beberapa narasumber, yaitu:

  1. Dr. Rr. Dhian Proboyekti Dipo, SKM, MA, Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI
  2. Ir. Harris Iskandar, Ph.D, Widya Prada Ahli Madya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
  3. Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyanti, M.Si, Ahli Gizi dan Ketua Tim Ahli Pengembangan Modul “Isi Piringku”
  4. Karyanto Wibowo, DIrektur Sustainable Development, Danone Indonesia
  5. Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia
  6. Lisnawati, S.Pd, Guru PAUD


Masalah Gizi Di Indonesia

Berdasarkan Global Nutrition Report tahun 2018 yang dipaparkan Ibu Dr. Rr. Dhian Proboyekti Dipo, SKM, MA, Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI dalam webinar “Festival Isi Piringku” Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 3 permasalahan gizi sekaligus (triple burden malnutrition) atau beban ganda masalah gizi yaitu:

  1. Gizi lebih (kegemukan dan obesitas)
  2. Gizi kurang (stunting)
  3. Defisiensi zat gizi mikro.
masalah gizi di indonesia
Masalah Gizi di Indonesia

Data Anemia Pada Ibu Hamil

  • Tahun 2013 37,1%
  • Tahun 2018 48,9%

Data Stunting Pada Anak

  • Tahun 2018 30,8%
  • Tahun 2019 27,7%

Obesitas Pada Usia 18+

  • Tahun 2013 14,8%
  • Tahun 2018 21,8%

 

isi piringku
Masalah Gizi di Indonesia

Dari data diatas, walaupun data stunting pada anak mengalami penurunan setiap tahunnya, namun masih menjadi permasalahan kesehatan serius. Harus terus dilakukan tindakan pencegahan karena stunting dapat menyebabkan kualitas SDM rendah sehingga dapat menyebabkan kerugian ekonomi.


Dampak Masalah Gizi

Anak merupakan investasi SDM yang memerlukan perhatian khusus untuk kecukupan gizi tidak terpenuhi sejak hamil, apa yang terjadi jika kecukupan gizi tidak terpenuhi.

  1. Imunitas rendah
  2. Meningkatkan risiko penyakit penyakit infeksi dan penyakit kronik
  3. Pertumbuhan dan perkembangan tidak optimal
  4. Daya saing rendah
  5. Produktivitas rendah

 

isi piringku
Dampak Masalah Gizi

Masalah gizi pada anak anak ini dapat mempengaruhi perkembangan individu setiap anak, dengan kemampuan individu rendah, maka akan berdampak pada minimnya produktivitas dan daya saing anak anak bangsa sebagai SDM yang diandalkan sehingga berpengaruh dengan minimnya penghasilkan dan perputaran ekonomi disekitarnya.


Bayangkan berapa banyak kerugian jika apabila kualitas bangsa kita tidak mampu bersaing dengan bangsa lain mengingat persaingan global semakin maju untuk diperhitungkan. Maka kita harus mengatasi permasalah gizi dengan baik.


Penyebab Stunting dan Kurang Gizi

Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyanti, M.Si, Ahli Gizi dan Ketua Tim Ahli Pengembangan Modul “Isi Piringku” dalam webinar festival isi piringku memaparkan bahwa penyebab stunting dan kurang gizi pada anak yaitu:

  1. Faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil atau anak balita
  2. Pengetahuan yang kurang tentang kesehatan dan gizi sebelum dan selama kehamilan serta setelah Ibu melahirkan
  3. Terbatasnya layanan kesehatan
  4. Kurang akses untuk makanan bergizi (harga, tempat dan transportasi)
  5. Kurang akses air bersih dan sanitasi


Strategi Untuk Mengurangi Angka Stunting di Indonesia

Pemerintah sudah membuat strategi untuk mengurangi angka stunting hingga mencapai 14% pada tahun 2024 nanti, seperti yang kita ketahui masa pandemi menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam upaya menurunan angka kejadian stunting.


“Sebagai perusahaan yang berkomitmen membawa kesehatan melalui makanan dan minuman, Danone Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung target pemerintah dalam mengurangi angka stunding di Indonesia, dalam rangka memperingati hari gizi nasional, Danone Indonesia menyelenggarakan festival isi piringku untuk anak usia 4-6 tahun” Vera Galuh Sugianto VP General Secretary Danone Indonesia

 

Danone Indonesia terus berkomitmen untuk membantu mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait Panduan isi piringku sebagai acuan porsi sekali makan untuk anak-anak.


Anak anak merupakan SDM yang sangat penting, tidak hanya untuk keluarga tapi untuk masa depan bangsa. Tumbuh kembang anak harus tetap dijaga secara optimal dan harus mendapatkan prioritas perhatian bersama, semua pemangku kepentingan mulai dari Pemerintah, komunitas, pelaku usaha maupun individu keluarga.


Permasalahan gizi di Indonesia masih serius, khususnya pada masa pandemi, seringkali prioritas gizi anak anak terabaikan sehingga menyebabkan kekurangan makronutrien yang menyebabkan stunting dan atau kondisi anemia akibat karena kekurangan mikronutrien zat besi.

Pola Konsumsi Masyarakat Indonesia

Berdasarkan data Riskesdas 2018 dan BPS 2019, 95,5% populasi berusia > 5 tahun tidak mengkonsumsi buah dan sayur yang dianjurkan yaitu >400 gr/hari.

Sedangkan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi (processed food) lebih tinggi, yaitu

  • 3x lipat dari daging, telur dan susu
  • 4x lipat dari ikan
  • 6x lipat dari buah dan sayuran

 

isi piringku
Riskesdas 2018 dan BPS 2019: Pola Konsumsi Masyarakat Indonesia

Apalagi dimasa pandemi seperti saat ini, konsumsi pangan olahan bertambah tinggi dibandingkan dengan pangan yang segar. Jika situasi seperti ini tidak mendapatkan perhatian, maka tingkat kesehatan masyarakat kita akan semakin memburuk.


Masalah Gizi Pada Masa Covid-19

Pada masa covid-19, masalah gizi masih sama, kelompok yang rentan seperti balita, ibu hamil semakin berisiko karena keterbatasan pangan dalam keluarga atau daya beli menurun.


UNICEF memperkirakan jumlah anak usia dibawah lima tahun yang mengalami kekurangan gizi akut bisa meningkat 15% secara global pada tahun 2020 jika tidak ada Tindakan


Pilar Gizi Seimbang

Pilar gizi seimbang ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya untuk mencegah triple burden malnutrition atau beban ganda masalah gizi di Indonesia.

  1. Mengkonsumsi pangan beraneka ragam (mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral)
  2. Membiasakan perilaku hidup sehat
  3. Melakukan aktivitas fisik
  4. Mempertahankan dan memantau berat badan normal
isi piringku
Pilar Gizi Seimbang

Gizi seimbang untuk anak 2-5 tahun

  1. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama keluarga
  2. Perbanyak mengkonsumsi makanan kaya protein, seperti ikan, telur, susu, tempe dan tahu
  3. Perbanyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
  4. Batasi mengkonsumsi makanan selingan yang terlalu manis, asin dan berlemak
  5. Minum air putih sesuai kebutuhan
  6. Biasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik setiap hari

 

isi piringku
Gizi Seimbang Anak Untuk Usia 2-5 Tahun

Panduan Isi Piringku Anak Usia 4-6 Tahun

Isi piringku bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi triple burden malnutrition atau beban ganda masalah gizi di Indonesia.


Apa itu isi piringku? isi piringku merupakan panduan sekali makan dengan menu lengkap yang mengandung :

  • Karbohidrat, untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh
  • Protein, zat pembangun untuk pertumbungan dan regenerasi sel dan jaringan tubuh, serta membantu system kekebalan tubuh.
  • Vitamin dan mineral, sebagai zat pengatur berbagai proses metabolisme dalam tubuh dan berperan juga dalam sistem kekebalan tubuh.
  • Sayur dan buah memiliki antioksidan (non vitamin-mineral) yang tinggi, mengandung serat tidak larut yang merupakan probiotik (mikroba baik) yang dapat meningkatkan imun

 

isi piringku
Panduan Isi Piringku Untuk Anak Usia 4-6 Tahun

Yuk, penuhi isi piringku sebagai panduan sekali makan anak dengan makanan yang mengandung gizi seimbang yaitu makanan pokok, sayuran, lauk pauk dan buah buahan.

 Semoga oleh oleh dari mengikuti webinar tentang “Festival Isi Piringku Anak Usia 4-6 Tahun” dalam rangka memperingati hari gizi nasional dengan tema membangun generasi sehat melalui edukasi gizi seimbang sejak dini dapat bermanfaat ya.. dan menjadi harapan kita bersama agar masalah kesehatan di Indonesia khususnya triple burden malnutrition di Indonesia semakin berkurang setiap tahunnya.

Untuk mendapatkan informasi penting lainnya terkait dengan gizi seimbang anak, bisa melalui website dan sosial media Nutrisi Untuk Bangsa, yaitu:
 
sosial media: @nutrisibangsa (untuk twitter, facebook dan instagram)
 
Yuk, penuhi gizi seimbang anak dengan isi piringku sebagai panduan sekali makan anak dengan makanan yang mengandung gizi seimbang yaitu karbohidrat, protein, vitamin dan mineral serta sayur dan buah setiap harinya.
 
 
Salam hangat,
Elly Nurul


Tidak ada komentar