Kenali Diferensiasi FGID dan Gejala Alergi di Saluran Cerna Pada Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal

kenali perbedaan gejala aleri pada anak
Kenali Perbedaan Gejala Alergi Pada Anak

Dua tahun pertama kehidupan anak disebut sebagai periode rentan, karena anak telah terpapar oleh ribuan bakteri dan zat asing lainnya sedangkan sistem organ belum berkembang atau belum berfungsi optimal.

Akibatnya anak mudah mengalami gangguan fungsional dan juga mudah sakit. Maka orangtua memiliki peran penting untuk mengenali perbedaan gejala alergi saluran cerna dengan gangguan saluran cerna manifestasi (FGID) dari alergi makanan untuk tumbuh kembang optimal.


Pernah Cemas, Khawatir dan Stress Ngga?

Mba, kamu tuh keliatan seneng terus deh.. kamu pernah stress ngga sih? dengan ekspresi sedikit terkaget saya jawab, eits jangan salah, saya pernah stress loh.. cemas, khawatir, stress karena anak pertama saya mengalami alergi.

Senang rasanya jika orang lain melihat saya terlihat senang terus, harapan saya dengan terlihat senang bisa memberikan aura positif kepada banyak orang, karena cemas, khawatir dan stress itu ngga enak huhu

Bicara soal stress, mungkin saat pendemi seperti sekarang banyak orang yang mengalami stress apalagi seorang Ibu yang punya banyak peran dirumah, ditambah selama pandemi harus mendampingi anak-anak belajar dari rumah.

Stress Saat Anak Alergi

Stress berat yang pernah saya alami itu sekitar 11 tahun yang lalu, dimana saya menjadi seorang Ibu muda, baru memiliki seorang anak dan ternyata alergi.

Saya sendiri tidak ada riwayat alergi tapi suami saya ada alergi, yaitu alergi debu dan dingin. Itulah yang menjadi sumber kenapa anak saya alergi, karena orangtua yang alergi salah satu atau kedua orangtua alergi, maka anak juga akan memiliki bakat alergi.

kenali perbedaan gejala alergi saluran cerna pada anak
Prosentasi Bakat Alergi (Atopi) Pada Anak

Anakku Alergi, Ada Riwayat dari Ayahnya

Sedih, galau dan stress yang saya rasakan saat harus merelakan anak pertama saya dibantu dengan susu formula khusus anak alergi untuk membantu asupan nutrisi kala itu.

Kok dibantu susu formula khusus? jadi 11 tahun yang lalu.. sebagai seorang Ibu baru, saya menginginkan bisa menyusui secara eksklusif, dan saya yakin itu juga yang menjadi harapan bayak para Ibu.

Tapi saat anakku berusia satu minggu, kadar bilirubin dalam darah anakku tinggi yaitu 18 diatas batas normalnya yaitu 12. Bilirubin tinggi atau penyakit kuning tidak berbahaya, namun jika segera ditangani maka akan menyebabkan kerusakan otak anak.

Metode fototerapi dapat menurunkan kadar bilirubin dalam darah, itulah tindakan medis yang harus dijalankan anakku saat usianya satu minggu. Karena bilirubin tinggi, maka harus dilakukan fototerasi dengan 2 lampu sekaligus.

alergi saluran cerna pada anak
Fototerapi untuk menormalkan kadar bilirubin dalam darah

 

Saat anakku menjalani fototerapi maka harus diimbangi dengan asupan ASI yang cukup. Jika masa normal saja setiap 2-3 jam bayi harus minum ASI, apalagi saat anak menjalani fototerapi, maka butuh asupan cairan ASI yang cukup agar tidak dehidrasi.

Produksi ASI saya pada saat itu masih sedikit, hasil ASI perah juga belum mencukupi. Akhirnya idealisme itu luntur, setelah berkonsultasi dengan dokter anak dan teman saya yang juga seorang dokter anak maka saya harus mengikhlaskan anakku mendapatkan asupan nutrisi tambahan dari susu formula khusus anak alergi, karena anak yang terlahir dari orangtua alergi, maka anak memiliki bakat (atopi) alergi.

Stress membuat fikiran saya kacau termasuk menurunnya kuantitas ASI, saat itu pengetahuan saya tentang donor ASI masih minim, sedangkan anak saya membutuhkan ASI yang banyak. - Elly Nurul, Ibu dengan Anak Alegi

3 malam 4 hari anakku menjalani proses fototerapi di rumah sakit, Alhamdulillah pada hari ke 4 kadar bilirubin dalam darah anakku sudah kembali normal yaitu diangka 8. Senang rasanya bisa kembali membawa anakku pulang kerumah, bisa tidur dalam satu ranjang lagi.
 
Sedih sekaligus bangga, anak hebat pertamaku kuat berjuang menghadapi penyakit kuning atau bilirubin tinggi. 

Sebenarnya Anakku Alergi Apa?

Sejak menjalani proses fototerapi selama 4 hari 3 malam, saat itu asupan nutrisi anakku selain ASI juga dari susu formula khusus anak alergi. ASI saya masih belum cukup memenuhi kebutuhan nutrisi anakku, maka kami putuskan untuk terus melanjutkan susu formula khusus anak alergi.

Karena susu formula khusus anak alergi harganya mahal, jadi saya putuskan untuk mengganti susu pendamping ASI yang berasal dari susu sapi.

Dalam dua tahun atau 1000 hari pertama kehidupan anakku tidak mengalami diare, tidak mengalami penurunan berat badan bahkan berat badan normal cenderung naik.

Tapi yang membuat saya sedih adalah kulit anakku merah merah dan gatal-gatal, kulitnya jarang sekali bersih dari kemerahan di kulit.

Pertama kali kami ke dokter anak untuk memeriksa kenapa kulit anakku merah merah saat anakku berusia 6 bulan, dari gejalanya dokter anak bilang anakku alergi, tidak spesifik menyebutkan alergi apa, karena usianya saat itu belum bisa dilakukan tes alergi.

Dokter anak menyarankan kepada saya untuk memperhatikan kebersihan rumah dari debu, karena ada riwayat alergi debu dari sang ayah. Serta memperhatikan asupan makanan, baik yang saya makan atau makanan pendamping ASI yang saya berikan, karena dokter anak bilang sumber alergi banyak, bisa saja alergi susu sapi, telur, ikan, sereal bahkan debu.

Jadi, sebernya anakku alergi apa? saya sendiri belum tahu alergi apa.. yang saya rasakan hanya sedih melihat anakku tumbuh dengan kulit yang jarang bersih dari kemerahan dan gatal-gatal.

Mengenal Alergi dan Gejala Alergi Pada Anak

Sebagai seorang Ibu yang pernah memiliki anak alergi tentu tidak ingin kembali mengalami stress karena anak alergi, maka mengetahui lebih banyak tentang penanganan anak alergi adalah suatu keharusan.

Alergi adalah suatu reaksi hipersensivitas yang disebebkan oleh suatu mekanisme imunitas tertentu. Penyebab alergi disebut alergan bisa berbagai hal. (Ikatan Dokter Indonesia, 2015)

Saat mengetahui bahwa Danone Indonesia hendak menyelenggarakan kegiatan Bicara Gizi dengan tema “Gejala Alergi Saluran Cerna VS Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Cara Membedakannya“ saya langsung catat tanggalnya untuk bisa mendapatkan tambahan wawasan tentang alergi pada anak.

Narasumber Bicara Gizi pada Rabu, 13 Oktober 2021 yaitu dr. Frieda Handayani, SpA(K) Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi menyampaikan materinya dengan sangat runut dan jelas, jadi membuat saya semakin memahami perbedaan tanda tanda gejala anak alergi atau hanya gangguan saluran cerna fungsional.

Karena gejalanya begitu mirip, maka kita sebagai orangtua harus memahami bedanya, agar jika anak mengalami tanda tanda gejala alergi yang berbahaya bisa langsung tanggap, sehingga anak dapat ditangani dengan lebih awal.

Bayi itu adalah kelompok yang rentan mengalami gangguan disaluran cerna, karena saluran cerna bayi masih sangat mudah diserang zat asing. dr. Frieda Handayani, SpA(K) Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi

Mengenal Gangguan Saluran Cerna Bayi/Anak 

Mari kita mulai dengan mengenal jenis gangguan yang umum terjadi disaluran cerna bayi/anak. Ada dua jenis gangguan yang umum terjadi di saluran cerna bayi/anak yaitu :

  • Alergi Susu Sapi (ASS) / Cow’s Milk Protein Allergy (CMPA)
  • Gangguan Saluran Cerna Fungsional / Functional Gastrointestinal Disorder (FGID)
Functional Gastrointestinal Disorder (FGID) atau gangguan saluran cerna fungsional adalah gejala saluran cerna kronis (terjadi jangka panjang) maupun rekuren (terjadi berulang) yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya baik secara struktur maupun biokimia.

gangguan saluran cerna pada anak
 

Jenis Gangguan Saluran Cerna Fungsional atau Functional Gastrointestinal Disorder (FGID) paling umum

  • Kolik
  • Gumoh
  • Konstipasi 

Gangguan saluran cerna fungsional atau Functional Gastrointestinal Disorder (FGID) ini sering terjadi pada bayi 0-4 bulan, karena fungsi saluran cerna masih belum matang atau masih belum berfungsi secara sempurna.

Jadi jika bayi pada usia 0-4 bulan mengalami kolik, gumoh atau konstipasi wajar ya.. jangan panik apalagi beranggapan bayi mengalami aleri.. itu bukan alergi tapi sedang mengalami gangguan fungsi saluran cerna.. karena sistem salum cerna bayi belum sempurna.

kenali gangguan saluran cerna pada anak

Prevalensi gangguan saluran cerna fungsional cukup besar terutama di masa awal kehidupan

  • Gumoh 30%
  • Kolik Infantil 20%
  • Konstipasi fungsional 15%
  • Diare fungsional & diskesia <10% 

Faktor penyebab gangguan antara lain gangguan saluran cerna fungsional umumnya disebabkan oleh berbagai hal kompleks yang saling berinteraksi, yaitu : faktor biologis, psikososial, lingkungan maupun budaya

prevalensi gangguan saluran cerna fungsional

Kolik

Kolik infantil merupakan perilaku bayi berupa menangis, tidak tenang dan rewel secara berulang dan dalam waktu lama, yang dilaporkan oleh orangtua/pengasuh tanpa alasan yang jelas atau tidak bisa dicegah.

Gumoh

Gumoh adalah dikeluarkannya isi refluks dari kerongkongan ke dalam rongga mulut dan kemudian dikeluarkan dari rongga mulut. Gumoh terjadi karena fungsi motilitas saluran cerna bayi belum berkembang dengan sempurna.

Konstipasi

Konstipasi adalah kesulitan atau jarang buang air besar yang terjadi selama setidaknya dua minggu. Konstipasi cukup sering terjadi, sekitar 5-30% keluhan anak yang menyebabkan orang tua membawa anaknya berobat ke dokter.

Konstipasi diklasifikasinya menjadi 2:

  • Konstipasi fungsional, yang sebagian besar dialami anak (belum tentu bahaya)
  • Konstipasi akibat kelainan organ, konstipasi yang disebabkan oleh gangguan organ (berbahaya)

Alergi susu sapi

Setelah kita mengenal apa itu Gangguan Saluran Cerna Fungsional atau Functional Gastrointestinal Disorder (FGID) kita kita mengenal bagaimana alergi susu sapi.

Alergi susu sapi paling sering ditemukan di masa kanak2 dini, kedua setelah alergi telur. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat angka kejadian ASS 2-7% dengan kasus tertinggi terjadi pada usia awal kehidupan.

Gejala alergi susu sapi bisa muncul dimana saja ya?

  • Kulit (50-70%)
  • Saluran nafas (20-30%)
  • Sistemik (1-9%) gejala parah
  • Pada umumnya, anak mengalami dua jenis gejalan ringan-sedang (tidak hanya di 1 lokasi)
  • Saluran cerna (50-60%)

gejala alergi susu sapi

Gejala alergi susu sapi ringan-sedang sering muncul

  • Saluran cerna (mencapai 50-60%)
  • Muntah
  • Mual
  • Diare 

gejala alergi susu sapi ringan hingga sedang

Jika dilihat dari gejalanya, kemungkinan besar penyebab kemerahan dan gatal pada kulit anak saya karena alergi susu sapi, karena saat itu saya berikan susu sapi dan tidak memberikan susu formula soya sebagai sumber nutrisi alternatif. Elly Nurul - Ibu dengan Anak Alergi Susu Sapi

Kapan gejala alergi susu sapi muncul?

  • Cepat muncul < 2 jam setelah minum susu sapi
  • Lambat muncul > 2-72 jam setelah minum susu sapi 

Hubungan Erat antara Alergi Susu Sapi dan Gangguan Saluran Cerna

  • Anak dengan alergi susu sapi sering mengalami lebih dari satu gejala di kulit (kemerahan, pembengkakak di mata/bibir) di saluran nafas (batuk, bersin, hidung berair), saluran cerna (seperti gumoh, muntah, diare, konstipasi, anemia, darah pada feses) dan umum (kolik)
  • Gejala alergi dapat terjadi di saluran cerna dan gejalanya mirip dengan gejala gangguan saluran cerna fungsional. 

alergi susu sapi dan gangguan fungsional saluran cerna

 

Akibat Jika FGID dan atau Alergi Tidak Tertangani

  • Bila tidak ditangani dengan tepat, maka akan berdampak buruk pada kesehatan anak dimasa akan datang.
  • Dapat mengganggu kualitas hidup seorang anak dan mengganggu proses tumbuh kembang
  • Penting dilakukan promotif dan preventif sejak dini

dampak buruk alergi


Kesimpulan :

  1. Gejala alergi susu sapi dan gejala karena Gangguan Saluran Cerna Fungsional atau Functional Gastrointestinal Disorder (FGID) sangat mirip, jadi orangtua harus memahami perbedaannya.
  2. Gangguan Saluran Cerna Fungsional atau Functional Gastrointestinal Disorder (FGID) seperti gumoh, kolik dan konstipasi umum terjadi pada bayi 0-4 bulan karena sistem saluran pencernaannya belum sempurna.
  3. Jika anak mengalami gejala alergi non Gangguan Saluran Cerna Fungsional atau Functional Gastrointestinal Disorder (FGID) seperti muntah, diare, hingga kulit mengalami kemerahan dan gatal segera lakukan penanganan yang tepat
  4. Gejala alergi susu sapi dapat dilihat setelah 2-72 jam setelah mengkonsumsi susu sapi dan gejala yang paling banyak ditemui ada pada kulit, saluran nafas hingga pencernaan.
  5. Peran orangtua sangat penting untuk mengetahui diferensiasi FGID dan gejala alergi di saluran cerna serta dapat tetap memberikan nutrisi seimbang walaupun anak mengalami alergi
  6. Anak alergi jika tidak ditangani dengan tepat maka akan berdampak buruk pada masa depan anak dan akan mengalami gangguan tumbuh kembang 

Salam hangat,
Elly Nurul

Tidak ada komentar