Alergi pada anak berpotensi mempengaruhi kesehatan anak karena berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi, terutama pada masa tumbuh kembang.
Peran orang tua khususnya Ibu sangat penting dalam melakukan tindakan #BundaTanggapAlergi dengan 3K (Kenali, Konsultasikan, Kendalikan) agar Si Kecil tetap bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal dan menjadi Anak Generasi Maju.
Dear Bunda,
Setelah lahir dalam usia memasuki 41 minggu, Alhamdulillah putra pertamaku lahir. Tidak lahir dalam proses yang sebentar, melainkan melalui proses induksi selama 18 jam, bayi laki-laki dengan berat 38,35 kg lahir melalui persalinan normal.
Jika ada ungkapan bahwa perjuangan seorang Ibu melahirkan itu antara hidup dan mati adalah benar adanya. Apalagi melalui proses induksi, bagi Ibu yang pernah mengalaminya sebelum melahirkan, akan tahu bagaimana rasanya dan harus menunggu proses pembukaan lengkap hingga bayi bisa dilahirkan.
Perjuanganku belum berakhir, setelah seminggu lahir, anakku terkena penyakit kuning. Kadar bilirubin dalam darahnya tinggi yaitu 18, angka tersebut berada dalam batas normal yaitu 12. Tindakan medis yang harus di tempuh adalah dilakukan metode fototerapi untuk memecah bilirubin dalam tubuh bayi.
Dalam fototerapi, putra kami akan ditempatkan di tempat tidur khusus di bawah cahaya spektrum biru dan hanya mengenakan popok dan kacamata pelindung khusus. Dokter menyampaikan bahwa Fototerapi cara yang sangat efektif untuk mengobati bayi kuning dan dengan efek samping yang relatif sedikit.
Bilirubin adalah zat kuning yang diproduksi saat sel darah merah dipecah. Dan umumnya bayi baru lahir mengolah sel darah merah menjadi bilirubin lebih tinggi. Bilirubin bergerak dalam aliran darah menuju ke hati. Organ hati mengolah bilirubin agar bisa dikeluarkan tubuh melalui tinja. Karena organ hati pada bayi baru lahir belum sepenuhnya berfungsi layaknya orang dewasa, ketidakmampuan hati dalam menyingkirkan bilirubin secara maksimal dapat memicu tingginya kadar bilirubin dan menjadi penyebab bayi kuning.
Ketika usia anakku satu minggu, harus menjalani fototerapi karena billirubin tinggi
Setelah bertanya kepada teman yang juga seorang dokter, akhirnya saya mendapatkan kekuatan dan keyakinan bahwa, penyakit kuning tidak berbahaya, namun jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak.
Anakku Terindikasi Alergi
Menurut dokter, selain bayi terlahir prematur, bayi yang tidak mendapatkan cukup ASI akan berisiko tinggi untuk mengalami penyakit kuning. Dan hal lain yang menjadi penyebab bayi kuning yaitu adanya memar saat lahir dan pendarahan di bawah kulit kepala (cephalohematoma) yang disebabkan oleh persalinan yang sulit.
Proses persalinan yang sulit dan tidak cukup ASI, kedua hal tersebut kami yakini sebagai penyebab anak kami mengalami penyakit kuning. Lahir dengan proses induksi selama 18 jam dan ASI saya saat itu belum banyak keluar, namun saya tetap ingin memberikan anak saya ASI.
Bayi kuning perlu mengonsumsi banyak cairan ASI untuk mendorong buang air besar yang sering. Ini membantu membuang bilirubin melalui tinja. Selama proses fototerapi, setiap tiga atau empat jam, saya dapat menyusui anak saya, agar tidak mengalami dehidrasi.
Karena produksi ASI saya sedikit dan khawatir anak saya mengalami dehidrasi saat proses fototerapi, maka salah satu jalan adalah memberikan susu formula agar anak saya mendapatkan cairan yang cukup.
Setelah proses observasi, maka anak saya membutuhkan susu fomula khusus untuk anak alergi. Karena, suami saya ada riwayat alergi, dokter menyampaikan bahwa, jika ada salah satu orangtua (Iyah atau Ibu) yang memiliki alergi, maka 20-40% anak akan mengalami alergi juga. Maka pilihan memberikan susu formula untuk anak alergi dibutuhkan.
Itulah pengalaman saya ketika menghadapi situasi saat anak masih bayi mengalamai penyakit kuning dan memiliki bakat alergi. Kurangnya ASI yang saya miliki dan atas hasil konsultasi dengan dokter, untuk keperluan medis maka pemberian susu formula untuk anak alergi diperlukan.
Mengenal Alergi Pada Anak
Edukasi kesehatan untuk mendukung “World Allergy Week 2019” di Rumah Maroco (10/4/19)
Alergi berasal dari kata 'allol' yang berarti berubah. Alergi adalah reaksi daya tahan tubuh yang menyimpang/berbeda dari normal dan dapat menimbulkan gejala yang merugikan.
Lalu apa sih penyebab anak alergi, bagaimana tanda-tandanya dan bagaimana cara mengatasinya. Alhamdulillah pada, saya menghadiri edukasi kesehatan untuk mendukung “World Allergy Week 2019” bersama Sarihusada melalui gerakan 3K (Kendali, Konsultasikan dan Kendalikan), di Rumah Maroco, Menteng, Jakarta Selatan.
Bahagianya saya sebagai Ibu yang pernah memiliki anak dengan bakat alergi dapat bertemu dengan narasumber yaitu Prof. DR. Dr. Budi Setiabudiawan, SpA(K), Mkes - Konsultan Alergi Imunologi Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran dan Natasha Rizky, aktris & Seorang Ibu yang berbagi pengalaman mengatasi anak dengan masalah alergi.
Prof. DR. Dr. Budi Setiabudiawan, SpA(K), Mkes - Konsultan Alergi Imunologi Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Menurut Prof. DR. Dr. Budi Setiabudiawan, alergi bisa disebabkan kombinasi berbagai faktor, antara lain :
- Ibu dengan proses kelahiran anaknya Cesar, memiliki resiko anak mengalami alergi lebih besar
- Risiko alergi akan lebih tinggi apabila terdapat riwayat alergi dalam keluarga
Lalu apakah alergi merupakan penyakit menular? alergi bukan penyakit menular, melainkan diturunkan dari kedua orang tua. Anak yang lahir dari keluarga dengan bakat alergi (atopi) memiliki kemungkinan alergi dengan tingkat prosentase sebagai berikut:
- 40-60% Jika kedua orangtua memilki riwayat alergi
- 60-80% Jika kedua orangtua memiliki manifestasi sama
- 20-40% Jika salah satu orangtua memiliki riwayat alergi
- 25-30% Jika saudara memiliki riwayat alergi
- 5-15% Jika orangtua tidak memiliki riwayat alergi
Kulit mengalami ruam merah (dermatitis), gatal dan bengkak pada kulit (urtikaria)
(Illustrasi www.generasimaju.co)
Apa Saja Gejala Alergi?
- Kulit mengalami ruam merah (dermatitis), gatal dan bengkak pada kulit (urtikaria) den angioedema (bengkak di kelopak mata atau bibir)
- Bersin-bersin dan batuk (rinitis alergi)
- Sesak napas atau asma
- Mata merah dan berair (konjungtivitis alergi)
- Gangguan cerna (kolik, muntah, diare, konstipasi, gumoh)
Apa Penyebab Alergi?
Anak dapat mengalami alergi pada segala hal yang ditemukan di lingkungan, termasuk zat yang masuk ke dalam tubuhnya. Namun, alergen yang paling sering disebutkan adalah susu sapi, makanan laut, telur, debu/tungau, asap, bulu binatang, atau cokelat.
Apa Saja Dampak Alergi?
Alergi memiliki dampak yang signifikan bagi anak, keluarga, bahkan dalam masyarakat, mengapa?
- Kesehatan, Meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi, sakit jantung
- Gangguan Tumbuh Kembang, Anak dengan alergi mengalami keterlambatan pertumbuhan, karena berhubungan dengan jenis dan durasi pantang makanan
- Ekonomi, Meningkatkan biaya pengobatan
- Psikologi, Stress pada anak dan orangtua, menurunkan kualitas hidup anak
Apa yang dilakukan jika si kecil menunjukan gejala alergi
Membawa anak ke dokter adalah salah satu tindakan paling tepat. Dengan demikian, dokter dapat menyarankan ibu untuk melakuan tes alergi pada anak agar alergen dapat segera ditemukan dan ditangani dengan tepat.
Apakah Alergi bisa dicegah?
Bunda dapat melakukan pencegahan alergi dalam tiga tahap:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan yang dilakukan sejak anak belum memperlihatkan gejala alergi. Bunda dapat melakukan diet tertentu saat hamil dan menyusui sehingga anak benar-benar tidak terpapar alergen. Namun, sebaiknya Bunda ingat untuk tetap harus berkonsultasi dengan dokter.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini dapat dilakukan setelah sensitisasi (pengenalan) anak terhadap alergen. Pengenalan dapat diketahui dengan menilai adanya IgE spesifik dalam darah. Pencegahan ini optimal dilakukan saat anak masih dalam usia dini.
3. Pencegaha Tersier
Pencegahan ini dilakukan setelah anak memperlihatkan gejala alergi. Sebaiknya Bunda lakukan Skin Prick Test atau uji IgE spesifik terlebih dahulu terhadap anak untuk menghindari alergen. Cara pencegahan tersier lain adalah dengan mengobati gejala alergi yang timbul dan kemudian menghindari pencetusnya.
Narasumber Diskusi Kesehatan mendukung "World Allergy Week 2019" Natasha Rizky – Aktris & Seorang Ibu, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes. – Konsultan Alergi dan Imunologi Anak dan Meutia Athaya – Brand Manager Allergy Care Sarihusada.
Apakah alergi dapat sembuh?
Gejala alergi pada buah hati dapat sembuh atau bahkan menghilang. Misalnya, buah hati yang saat ini alergi susu sapi, bisa saja tidak lagi mengalaminya ketika dewasa.
Namun, bakat alergi (atopi) yang bersifat diturunkan tidak akan hilang dari tubuh buah hati sehingga suatu saat dapat muncul gejala alergi lain tergantung paparan yang ada.
Namun, bakat alergi (atopi) yang bersifat diturunkan tidak akan hilang dari tubuh buah hati sehingga suatu saat dapat muncul gejala alergi lain tergantung paparan yang ada.
Anak Alergi Susu
Alergi Susu Sapi (ASS) adalah suatu reaksi tubuh yang mengalami penolakan terhadap protein susu sapi. Hal ini biasanya dipicu protein kasein dan whey yang terdapat pada susu sapi.
Kedua protein tersebut sebenarnya memiliki nilai gizi tinggi. Namun, pada sebagian anak kadang memicu timbulnya alergi berat. Bagi anak yang hipersensitif, protein tersebut bisa memicu zat antibodi imunoglobulin E (IgE). Zat antibodi ini bisa menyebabkan pelepasan hitamin, zat yang menimbulkan berbagai reaksi alergi dalam tubuh.
Kedua protein tersebut sebenarnya memiliki nilai gizi tinggi. Namun, pada sebagian anak kadang memicu timbulnya alergi berat. Bagi anak yang hipersensitif, protein tersebut bisa memicu zat antibodi imunoglobulin E (IgE). Zat antibodi ini bisa menyebabkan pelepasan hitamin, zat yang menimbulkan berbagai reaksi alergi dalam tubuh.
Natasha Rizky, aktris & Seorang Ibu memiliki pengalaman anaknya mengalami gejala alergi susu sapi
Natasha Rizky, aktris & Seorang Ibu memiliki pengalaman anaknya mengalami gejala alergi susu sapi, yaitu anaknya mengalami muntah hingga gangguan pencernaan seperti mencret dan diare.
Selain itu, anaknya juga mengalami bengkak dan gatal di bibir sampai lidah. Karena panik akhirnya Natasha Rizky melakukan konsultasi dengan dokter jika anaknya mengalami gejala-gejala diatas selepas minum susu.
Apa yang dilakukan oleh Natasha Rizky sudah benar, yaitu menjadi bunda yang tanggap terhadap alergi susu sapi. Setelah konsultasi dengan dokter akhirnya Natasha Rizky membatasi konsumsi seluruh produk yang terbuat dari susu sapi dan turunannya.
Bunda, apabila ada gejala alergi yang meragukan, coba deh langsung konsultasi ke dokter, agar kita dapat kendalikan alergi anak.
Bunda, apabila ada gejala alergi yang meragukan, coba deh langsung konsultasi ke dokter, agar kita dapat kendalikan alergi anak.
#BundaTanggapAlergi 3K
Gejala Alergi dapat muncul pada saluran pernapasan, kulit, dan saluran pencernaan. Sarihusada melalui brand SGM Eksplor Soya mengajak para Ibu untuk mengenali sejak dini gejala dan cara mengatasi risiko alergi pada anak melalui kampanye #BundaTanggapAlergi dengan melakukan Gerakan 3K: Kenali, Konsultasikan, dan Kendalikan.
- Kenali risiko dan gejalanaya
- Konsultasikan ke Dokter agar anak mendapatkan penanganan yang tepat
- Kendalikan penyebab alergi dengan nutrisi yang tepat, agar anak tetap tumbuh optimal
#BundaTanggapAleri dengan 3K merupakan upaya dari Sarihusada dalam memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia untuk menangani dan kendalikan alergi pada anak
Adanya gerakan #BundaTanggapAleri dengan 3K merupakan upaya dari Sarihusada dalam memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia untuk menangani dan kendalikan alergi pada anak
Selain itu, Sarihusada juga menyediakan website www.alergianak.com agar masyarakat dapat mengenali faktor risiko alergi anak dari riwayat keluarga, gejala-gejala awal saat anak terkena alergi, tips mengatasi alergi hingga nutrisi apa saja yang diperlukan anak alergi.
Selain itu, Sarihusada juga menyediakan website www.alergianak.com agar masyarakat dapat mengenali faktor risiko alergi anak dari riwayat keluarga, gejala-gejala awal saat anak terkena alergi, tips mengatasi alergi hingga nutrisi apa saja yang diperlukan anak alergi.
Susu Formula Soya
Sarihusada sebagai perusahaan multinternasional yang memproduksi aneka jenis produk nutrisi untuk ibu dan anak. Termasuk Susu formula soya dengan gejala alergi susu sapi agar anak tumbuh kembang optimal dan dapat menjadi Anak Generasi Maju yang Supel, Kreatif, dan Mandiri.SGM Eksplor Soya Presinutri+ yang mengandung isolat protein soya, minyak ikan, omega 3, plus nutrisi penting lainnya untuk bantu lengkapi nutrisi anak yang alergi susu sapi.
Menurut Prof. DR. Dr. Budi Setiabudiawan, SpA(K), Mkes - Konsultan Alergi Imunologi Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, formula susu Soya:
- Dipertimbangkan sebagai terapi pada anak alergi susu sapi (ASS) karena biaya yang lebih rendah dan penerimaan yang lebih baik
- Tidak ditemukan adanya bukti yang kuat adanya efek samping yang tidak diinginkan pada tumbuh kembang anak
- Direkomendasikan oleh IDAI sebagai salah satu alternatif nutrisi pada anak alergi susu sapi (ASS) usia 0-12 bulan dengan penggunaan dibawah pengawasan dokter
Kesimpulan :
- Alergi itu bukan penyakit menular, tapi orangtua yang memiliki riwayat alergi, maka anak atau keturunan akan memiliki bakat alergi
- Alergi dapat dikurangi gejalanya, dan bakat alergi akan selalu ada dalam tubuh anak yang orangtuanya memiliki alergi
- Penting untuk menganalisis kemungkinan besar penyebab gejala munculnya alergi, yaitu dengan menjadi #BundaTanggapAlergi dengan 3 K, yaitu Kenali, Konsultasikan dan Kendalikan
- Anak alergi susu sapi dapat diberikan susu yang mengandung soya, karena meta analisis menunjukan tidak ada efek negatif terhadap fungsi reproduksi dan endokrin termasuk juga pada sistem imun dan kognitif.
- Formula soya aman diberikan dan juga dapat mendukung tumbuh kembang anak
- Nutrisi untuk anak yang memilki anak alergi, diperlukan strategis khusus dalam pengolahanan makanannya agar kebutuhan nutrisi anak tetap terjaga
- Sarihusada menyediakan Tools untuk mendeteksi alergi sejak dini, sehinga bisa mendapatkan alergi si kecil sedini mungkin, menyediakan tim dokter untuk bertanya seputar alergi anak dan tips atau info resep masakan yang terbuat dari bahan-bahan yang bebas alergi.
- Sarihusana senantiasa meningkatkan layanan kepada masyarakat dan ingin menjadikan www.alergi anak.com sebagai pusat informasi alergi anak di Indonesia.
Website: www.alergianak.com
Facebook: Aku Anak SGM
Instagram: @akuanaksgm
Facebook: Aku Anak SGM
Instagram: @akuanaksgm
Salam hangat,
Elly Nurul
Aku bahkan sampai kini masih alergi lho mba
BalasHapusIya alergi sama perhiasan imitasi
Padahal pengen banget tuh bisa gonta-ganti giwang, kalung, tapi dengan emas imitasi gitu
Pernah waktu SMA aku kepingin banget pakai anting ala berlian gitu
Ya ampun telingaku jadi borok dan berair, karena saat gatal aku garuk-garuk dan aku masih ngotot memakainya
Jadi, sampai sekarang aku tak berani melakukannya lagi
So, aku setuju banget sama edukasi 3K ini, untuk meningkatkan wawasan orang tua tentang alergi. Apalagi bisa diakses secara online. Keren!
Alhamdulillah anakku enggak alergi susu. Tapi dulu pas belum usia setahun, pernah sensitif pada telur ayam. Sampe benjol gitu kepalanya gara2 makan telur ayam. Emaknya juga sih yang ngawur, bocah masih kecil diberi konsumsi telur ayam 1 biji. Kebanyakan kalik yaaaa...
BalasHapusSaya ada alergi, anak saya juga ada alergi. Makanya gak pernah mau anggap remeh alergi. Apalagi saya alerginya sampai sekarang. Terganggu banget kalau udah kambuh
BalasHapusSetuju banget dengan 3K. Asalkan udah tau pemicunya apa, alergi bisa dikendalikan.
Kalau saya dulu pernah alergi parah gara2 makan ikan asin yang udah gak segar kayaknya. enak sih, tapi bikin trauma jadinya hahaha
BalasHapusSelain itu alergi sinar matahari.
Dan sepertinya bakat alergi saya nurun semua ke anak2 saya.
Anak2 saya gampang banget alergi kulitnya, bahkan si sulung selama 6 tahun ke bawah sering banget batuk karena alergi
Palung juga anak SGM, he he. Alhamdulillah tak alergi susu sapi. Cuma, setelah besar saya khawatir juga kalai dia alami alergi karena paparan lingkungan maupun jajanan tak sehat.
BalasHapusMamahnya saat ini sakit bisul alias abses karena kebanyakan jajan tak sehat seperti seblak dan baso ikan yang dikasih pedas level tinggi.Sedang berobat jalan dengan kontrol rutin.
Alergi itu merepotkan dan makan banyak biaya untuk pengobatan plus transportasinya. Makanya sampai sekarang saya tak berani masak udang untuk Palung meski saya tak alergi udang. Persalinan Palung cara caesar membuat saya harus hati-hati,
Semoga kita bisa tetap menjaga pola hidup sehat, ya, MBak.
Saya termasuk ibu yang kurang ilmu masalah seperti ini. Sehingga waktu anak pertama kuning saya tidak paham. anak pertama alergi saya juga tidak nyambung. Alhamdulillah banyak mbaca seperti ini sekarang saya jadi lebih waspada dan mulai rajin bertanya. terimakasih mba informasinya nya
BalasHapusAku ada alergi nih, dan bener nurun ke salah satu anakku tapi gak parah-parah amat kok. Dan bener alergi itu bisa atasi kok, apalagi kalau sudah tahu sumber alerginya itu apa. Aku sampai pernah dicek kay agitu juga sama dokter, dilist penyebab alerginya
BalasHapusAnakku juga dulu alergi mbak, apalagi susu sapi. Usai ASI 2,5 tahun aku kenalkan susu sapi ternyata ga cocok untung ada soya jadi sampai sekarang minum soya.
BalasHapusWalah Mbak, ceritanya tentang anak pertamanya mirip anakku. Aku dulu juga melahirkan lewat proses induksi. Terus seminggu setelah lahir, masuk NICU karena bilirubin di angka 18. Jadi pas lahir, BB anakku cuma 2,4kg. Habis lahir kebanyakan tidur dan aku biarin aja. Jadilah kurang ASI dianya.
BalasHapus2 anakku ada yang alergi, satunya sama kayak aku alergi debu dan dingin. satunya alergi kacang kedelai yang baru ketahuan. Jadi harus jaga banget makanan2.
BalasHapusMakasih sharenya ya mba
Anak kedua saya juga seminggu pertama dikatakan dokter kuning mbak. Ditandai dengan nilai bilirubin yg tinggi. Ya, salah satu faktornya adalah kurang cairan. Sama, sayapun langsung mengenjot dengan diberi susu formula dan dijemur di bawah matahari pada pukul 7-8 pagi
BalasHapusalhamdulillah sari husada punya varian susu soya ya. btw mba elly ga kalah cantiks sama natasha rizky hehee
BalasHapusBungsu saya alergi susu sapi. Alhamdulilah ada SGM Soya. Bungsu saya 3 tahun masih rutin minum susu sgm soya ini mbak. Rasa vanilla yang dia suka.
BalasHapusKarena belum ada momongan aku banyak ngambil ilmu di sini mba
BalasHapussoal alergi ya, harus tanggap 3K. MasyaAllah semoga kami semua calon bunda dan bunda dapat menjaga anak hingga dewasa tanpa kekurangan suatu apapun ya Mba. Apalagi alergi ini.
Anakku juga gampang alergi mbak, kulitnya sering merah merah dan gatal katanya. Kalau udah gitu, dia pasti susah konsentrasi deh. aku kayanya perlu cek dulu ke dokter tentang kemungkinan dia alergi ya?
BalasHapusAnakku akhirakhir suka garuk garuk pantat, apa itu juga termasuk alergi ya.
BalasHapusWah hampir sama kayak saya mb proses lahirannya, saya pas usia 42 minggu dan induksi 12 jam. Alhamdulillah ASI bancar sampe sekarang bayik umur 15 bulan.
BalasHapusArtikel ini informatif dan bermanfaat banget. Sbg bunda, menjadi bunda tanggap emang penting bgt.
Iya sebagai ibu kita harus tanggap alegi ya pada anak soale kalau tidak di tangani bisa bahaya.
BalasHapusAlhamdulillah aku dulu dilahirkan cesar dan nggak punya alergi sampai sekarang :) Cuma ya ketahanan tubuh sama kulit rada sensitif
BalasHapusAnak2 kebetulan ada laergi semua, tapi aku blm cek apa alerginya biar pas gede cek sendiri. Gk sekadar kena merah2, tapi bibir bisa jd bengkak gtu pas makan makanan dengan kandungan tertentu, jdnya emang ada beberapa bahan makanan yg aku hindari.
BalasHapusPenting banget emang ya mengenali alergi, kalau sudah ada makanan yg dicurga dihindari aja dulu deh amannya :D
#alergi
HapusWah informatif banget nih bund eventnya. Anakku ada yg alergi protein tinggi bund
BalasHapusPenting banget beljar tentang alergi pada anak begini ya mba.. jadi pas kelihatan ada tanda2 alergi kita bisa langsung tau dan gak terlambat penanganannya :)
BalasHapusIni nih penting banget. Sebagai ibu yang punya anak alergi, aku ngerasain banget gimana kesakitannya anak alergi kalo kita kurang tanggap. Bener2 kudu menghindari pemicu alergi itu setiap saat. Semoga para ortu banyak yang tanggap dengan alergi ini. :)
BalasHapusAlhamdulillah anak2 di rmh ga ada yg alergi..pernah si masalah dgn susu si sulung dulu sempat susah minum susu jd kecil badannya dibanding adik2nya.
BalasHapusHuuhu~
BalasHapusAnakku juga lahirnya lewat minggu, kak..
Dan kuning.
Sampai harus di Rumah Sakit selama seminggu.
Dan Alhamdulillah, kini ada susu untuk anak yang alergi yaa...
Jadi kebantu banget.
Anak aku sampe 3 tahun kadang2 gatal gitu tiba2 alergi, diamati setahun terakhir ini belum nemu apa penyebabnya... semoga gak ada masalah yah mba... soalnya jarang banget juga sih timbulnya..
BalasHapus