Mengenal Ekosistem Gambut dan Strategi Restorasi Gambut di Indonesia

restorasi antisipasi kebakaran gambut
Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut. Source pantaugambut.id

Tahukah kamu bahwa lahan gambut di Indonesia masuk dalam urutan ke 4 terbesar di dunia lho. 10,8% dari luas daratan Indonesia adalah lahan gambut. Sayangnya lahan gambut di Indonesia tidak dimanfaatkan secara bertanggung jawab, masih saja sering terjadi kebakaran lahan gambut di Indonesia.

Lalu, bagaimana pemulihan lahan gambut yang telah terbakar? mengapa harus menjaga gambut? apa hubungannya menjaga gambut dengan banjir dan kekeringan? 



Holla..

Suka sedih ngga sih ketika mendengar kebakaran hutan? apalagi yang terbakar adalah hutan gambut? dampak dari kebakaran hutan gambut itu tidak hanya merugikan makhluk hidup yang ada didalam hutan gambut, tapi juga makhluk hidup disekitar hutan gambut yang terbakar.

Sayangnya lahan gambut di Indonesia tidak dimanfaatkan secara bertanggung jawab, sehingga masih saja terjadi kebakaran lahan gambut di Indonesia.

Asap yang timbulkan akibat kebakaran gambut dapat mempengaruhi kesehatan manusia, menggangu aktifitas harian masyarakat dan tidak jarang juga menggangu lalu lintas penerbangan.

Duh, dampak dari kebakaran lahan gambut sangat merugikan ya, lalu apa sih penyebab kebakaran lahan gambut? bagaimana pemulihan lahan gambut yang telah terbakar?

Mengapa harus menjaga gambut? apa hubungannya menjaga gambut dengan banjir dan kekeringan? Yuk mengenal gambut.

restorasi antisipasi kebakaran gambut
Luas Lahan Gambut Indonesia. Source BRG


Apa Itu Gambut?

Gambut adalah tanah berwarna hitam dan mengandung bahan organik tinggi yang terbentuk dari seresah pohon yang membusuk. Terbentuk di daerah rawa, diantara dua sungai atau diantara laut dan sungai dengan ketebalan gambut bisa mencapai 10-20 meter. Gambut dapat menyerap air saat musim penghujan dan menjadi sumber air tanah saat musim kemarau.

Lahan gambut kaya akan keanekaragaman hayati seperti orang utan, harimau, buaya dan tapir. Lahan gambut bermanfaat secara ekonomi bagi manusia dengan pengelolaan dalam pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. 

restorasi antisipasi kebakaran gambut
Lahan Gambut Indonesia. Source BRG

Gambut Mengurangi Dampak Banjir dan Kekeringan

Gambut bersifat layaknya spons yang mampu menyerap air. Daya serapnya yang tinggi membuat gambut dapat menampung air sebesar 450-850 persen dari bobot keringnya sehingga saat musim hujan gambut bisa menyerap air dan mengurangi resiko banjir.

Karena mampu menyimpan air dengan baik, pada musim kemarau gambut menyediakan cadangan air. Gambut yang telah mengalami dekomposisi (penguraian) mampu menahan air dua sampai enam kali berat keringnya.

restorasi antisipasi kebakaran gambut
Gambut Kurangi Dampak Banjir dan Kekeringan. Source BRG

Gambut Sebagai Rumah Bagi Satwa

Gambut tidak hanya bermanfaat bagi manusia, gambut juga sebagai tempat satwa hidup dan berkembang. Banyak satwa yang menjadikan hutan gambut rumah bagi mereka. Orang utan dan bekantan contohnya, mereka tinggal di dahan pohon yang tumbuh di ekosistem gambut.

restorasi antisipasi kebakaran gambut
Gambut Sebagai Rumah Bagi Satwa. Source BRG

Gambut Menyediakan Bahan Makanan Bagi Satwa

Selain sebagai tempat tinggal, dalam gambut orang utan suka makan buah buahan seperti nangka, leci, mangga dan pucuk daun muda hingga serangga kecil. Bekantan memakan biji bijian buah dan daun daun, harimau memangsa hewan lain seperti babi hutan, rusa unggas atau ikan

Kebakaran Gambut di Indonesia

Nah, selain mengenal gambut dan manfaatnya bagi kehidupan, pada Rabu, 29 Januari 2019 dalam diskusi yang bertajuk Ngobrol @Tempo di Beka Resto, Balai Kartini Jakarta, juga dibahas tentang “Kebakaran Lahan Gambut dan Bagaimana Antisipasi Indonesia di Lahan Gambut Tahun 2020".

Ngobrol @Tempo dihadiri oleh beberapa narasumber yaitu Nazir Foead - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, Prof Bambang Hero Saharjo - Guru Besar Kehutanan IPB, Lola Abbas - Koordinator Nasional Pantau Gambut dan Ibu Tethi N.A - Petani Kalteng.

restorasi antisipasi kebakaran gambut
Narasumber Ngobrol @Tempo Antisipasi Kebakaran Gambut (ki-ka) Lola Abbas - Koordinator Nasional Pantau Gambut, Prof Bambang Hero Saharjo - Guru Besar Kehutanan IPB, Nazir Foead - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, Tethi N.A - Petani Kalteng dan Gabriel Titiyoga - Redaktur Sains & Sport Majalah Tempo. (29/01/2020)

Mengawali diskusi, Bapak Toriq Hadad, Direktur Utama Tempo Media Group menyampaikan bahwa tahun 2019 merupakan tahun terpanas kedua sepanjang sejarah. Indonesia sebagai negara ke 4 dengan lahan gambut terbesar di dunia juga harus bersiap menghadapi pemanasan global.

Bagaimana dengan kebakaran lahan gambut di Indonesia?  Menurut Prof. Bambang Hero Saharjo - Guru Besar Kehutanan IPB bahwa yang membuat gambut itu terbakar adalah karena adanya aktivitas gunung merapi berupa erupsi atau terkena sambaran petir dan faktor eksternal yaitu dengan sengaja dibakar.

Jadi, jika tidak terjadi erupsi atau sambaran petir, maka kebakaran lahan gambut karena dibakar.
Kebakaran gambut ada 2 (dua) jenis yaitu kebakaran di permukaan gambut dan kebakaran dari bawah permukaan gambut.

restorasi antisipasi kebakaran gambut
Bapak Toriq Hadad, Direktur Utama Tempo Media Group

Kebakaran yang bersumber dari bawah permukaan lahan gambut ini yang berbahaya, karena asapnya mengandung CO nya tinggi. Semakin dalam gambut terbakar,semakin banyak emisi karbon yang dikeluarkan akan semakin banyak.

Lahan gambut mengandung 2 kali lebih banyak karbon dari hutan tanah mineral yang ada di seluruh dunia. Ketika terbakar, maka karbon yang tersimpan dapat terlepas ke udara dan menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca.

restorasi antisipasi kebakaran gambut
Indeks Pencemaran Udara di Riau pada bulan Juli - Oktober 2019. Source pantaugambut.id


Emisi gas rumah kaca juga sebagai penyumbang terbesar pemanasan global lho. Maka sangat penting menjaga gambut agar tidak terbakar apalagi dibakar.

Menurut Mba Lola Abbas - Koordinator Nasional Pantau Gambut, bahwa masalah kebakaran gambut ini sudah sering terjadi, dibutuhkan evaluasi menyeluruh dari hulu ke hilir, agar ditemukan akar permasalahannya sehingga kebakaran gambut ini tidak berulang.


"Badan Restorasi Gambut (BRG) sudah melakukan strategi untuk menghadapi pemanasan global, mencegah kebakaran gambut dan melakukan pemulihan lahan gambut dengan strategi 3R (Rewetting, Revegetation dan Revitalization)" Nazir Foead - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG)

Strategi Restorasi Gambut dengan 3R

Apakah pemerintah Indonesia berdiam diri saja melihat gambut di Indonesia terbakar? Presiden RI, Joko Widodo, membentuk Badan Restorisasi Gambut (BRG) yang bertugas mengkordinasi dan memfasiitasi pemulihan lahan gambut di Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden No. 1 tahun 2016.

 
Untuk pemulihan lahan gambut yang terbakar, Badan Restorasi gambur (BRG) melakukan strategi restorasi gambut dengan 3 R yaitu:

Rewetting (Pembasahan Kembali Gambut)

  • Sekat Kanal (Canal Blocking)
  • Penimbunan kanal (Canal Backfilling)
  • Sumur Bor (Deep Weels)

Revegetation (Penanaman Kembali Gambut)

  • Persemaian (nursery)
  • Pempipitan (seedlings)
  • Penanaman (seedlings transpalation)
  • Regenerasi alami (natural regeneration)

Revitalization of local livelihoods (Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Lokal)

  • Land based: Paludiculture (Pohon sagu, galam, jelutung, talasrawa dll)
  • Water based : Perikanan
  • Env-service-based: Ekowisata (ecotourism), perdagangan karbon (carbon trading)
restorasi antisipasi kebakaran gambut
Strategi Restorasi Gambut Antisipasi Kebakaran Gambut. Source BRG

Program revitalisasi dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di lahan gambut jika dilakukan dengan bijak. Salah satunya dengan budidaya pertanian adaptif di ekosistem gambut dan pengelolahan lahan tanpa bakar.

Wah ternyata warga sekitar lahan gambut bisa hidup sejahtera dan sukses bertani di lahan gambut. Tentunya dengan cara yang tepat, dan sudah banyak desa gambut yang bisa sukses lho.

Kisah Sukses Ibu Theti, Petani Gambut yang Sukses

Dalam Ngobrol @Tempo juga menghadirkan Ibu Theti N.A, Petani Gambut dari Kalimantan Tengah yang berbagi kisah tentang bagaimana saat ini beliau mendapatkan dari program revitalisasi dalam resorasi gambut.

“Turunan dari orang-orang terdahulu, bahwa lahan harus di bakar sebelum di lakukan cocok tanam adalah karena lahan yang tidak mengandung abu tidak subur” Ibu Theti N.A, Petani Gambut dari Kalimantan Tengah

Bagi Ibu Theti dan kebanyakaan masyarakat di Kalimantan Tengah, bercocok tanam dengan membuka lahan dengan membakar selain mempercepat pembukaan tanpa mengeluarkan tenaga banyak, abu sisa pembakarannya memang mengandung unsur hara yang menyuburkan tanah.

Setelah mendapatkan pengetahuan dari BRG khususnya program revitalization, saat ini Ibu Theti dan masyarakat Desa Mentangai sedang memulihkan lahan gambut dengan kegiatan mini demplot PLTB Desa Mentangai Hilir, Kalteng.

Uniknya lagi bahwa, mini demplot di PLTB Desa Mentangai Hilir ini dikelola seluruhnya oleh kaum perempuan lho, yaitu para ibu rumah tangga yang mengolah pekarangan rumah sehingga bisa menghasilkan.


restorasi antisipasi kebakaran gambut
Manfaat Gambut Bagi Masyarakat. Source BRG


Tips Sukses Bertani di Lahan Gambut

Tips sukses ini disampaikan oleh BRG kepada masyarakat desa sekitar gambut, dan sudah mulai diterapkan dalam mengelola lahan gambut pada desa masing masing,yaitu

  • Pahami tipe dan perilaku lahan, tanam jenis dan varietas yang sesuai
  • Terapkan sistem tata air yang menjamin kelembaban tanah
  • Terapkan pertanian terpadu dengan kombinasi tanaman semusim dan tahunan, ternak, serta ikan
  • Mengolah tanah secara minimum (minimum tillage)
  • Gunakan bahan ramah lingkungan untuk meningkatkan kualitas lahan (kompos dan pupuk kandang)
  • Tidak membuka lahan dengan cara bakar
restorasi antisipasi kebakaran gambut
Tips Bertani di Lahan Gambut. Source BRG

 

Tentang BRG (Badan Restorasi Gambut)

Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia (BRG) adalah lembaga nonstruktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BRG dibentuk pada 6 Januari 2016, melalui Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Badan Restorasi Gambut.

BRG bekerja secara khusus, sistematis, terarah, terpadu dan menyeluruh untuk mempercepat pemulihan dan pengembalian fungsi hidrologis gambut yang rusak terutama akibat kebakaran dan pengeringan.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang kondisi gambut di Indonesia bisa melalui website dan sosial media Badan Restorasi Gambut ya.

Website : www.brg.go.id
Instagram : @brg_indonesia
 Twitter : @BRG_Indonesia

 

Kesimpulan

  1. Lahan gambut Indonesia urutan ke 4 terbesar di dunia
  2. Lahan gambut kaya akan keanekaragaman hayati seperti orang utan, harimau, buaya dan tapir.
  3. Lahan gambut bermanfaat secara ekonomi bagi manusia dengan pengelolaan dalam pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan
  4. Untuk pemulihan lahan gambut, Badan Restorasi Gambut melakukan stategi resorasi lahan gambut dengan 3 R yaitu Reweting, Revegetation dan Revitalization
  5. Dengan cara yang tepat, bertani dapat sukses di lahan gambut
  6. Lahan gambut tidak akan terbakar dengan sendirinya, kebaran terjadi karena sengaja terbakar.

Semoga strategi 3R restorasi gambut yang sedang dijalankan oleh Badan Restosari Gambut (BRG) dapat berjalan baik dan sukses.. aamiin. 

Dengan mengenal lahan gambut dan bagaimana program restorasinya, semoga tidak ada lagi kebakaan lahan gambut di Indonesia, masyarakat desa sekitar lahan gambut dapat bertani tanpa membakar lahan dan semakin bijak mengelola gambut.
 
Salam hangat,
Elly Nurul

14 komentar

  1. Aku pribadi juga bete banget masih banyak aja kebakaran dan kerusakkan hutam dimana-mana yg dilakukan orang2 tidak bertanggung jawab.

    Btw aku baru tau nih kak tentang gambut, ternyata gambut benar2 se dibutuhkan oleh hewan yg tinggal bahkan mahluk hidup lainnya. Manfaatnya juga banyak dan kalau dibiarkan rusak begitu saja bisa berdampak buruk juga bagi semua ekosistem.. dan strategi 3R itu bener-bener sangat membantuu

    BalasHapus
  2. Jujur aku awam banget mba soal gambut ini. Pas baca ini jadi nambah wawasanku. Ternyata gambut banyak banget manfaatnya untuk kehidupan semua makhluk hidup. Semoga program 3R yang dilakukan Badan Restorasi Gambut bisa berjalan lancar dan sukses ya. Aamiin.

    BalasHapus
  3. Kebakaran gambut ini kerasa banget efeknya dulu waktu sekitar tahun 2015. Ya Allah asap di mana-mana. Jalan bawa mobil atau motor aja cuma bisa menerawang, sama sekali tidak ada jarak pandang meski setengah meter

    BalasHapus
  4. Aku baru tau juga ternyata manfaat lahan gambut sangat banyak, tidak cuma untuk manusia tapi juga makhluk hidup lainnya. Sudah seharusnya lahan gambut di Indonesia lebih dioptimalkan ya Mbak..

    BalasHapus
  5. Aku taunya sejak kecil kalau mau ditanami lahan gambut ya dibakar tapi ya ada dampak negatifnya ya merusak lingkungan gtu jdnya. Jd skrng banyak kempen yang mulai mengajarkan ke masyarakat utk mengolah lahan gambut seminimal mungkin ya mbak. Ya sih, pd umumnya kebakaran itu kan terjadi krnorg serakah pengen lepasin banyak lahan. Kalau pengelolaanya lbh teratur lbh bikin lahan awet

    BalasHapus
  6. Jadi ingat hutan-hutan di sekitar rumah kami di Brunei dulu juga lahan gambut, hampir tiap tahun terbakar juga. Mungkin karena sama-sama di Borneo ya, jadi karakter hutannya sama. Semoga dengan restorasi yang tepat hutan-hutan berlahan gambut jadi nggak mudah terbakar lagi.

    BalasHapus
  7. Q juga sedih banget klo udah ada kabar kebakaran hutan, karena dampaknya buat masyarakat merigukan sekali, entah itu polisi udara yg bikin sesak nafas atau, asapnya yg mengganggu

    BalasHapus
  8. Baca artikelnya mbak serasa diingatkan kembali dengan pelajaran IPA jaman sekolah dulu. Sedih banget ternyata sampe saat ini lahan gambut belum dimanfaatkan secara maksimal dan bertanggung jawab, padahal lahan gambut membawa manfaat nggak hanya untuk manusia aja tapi juga untuk makhluk hidup lainnya.

    BalasHapus
  9. Aku jadi inget banget pas masih SMA dulu sering baca-baca buku tentang lahan gambut dan pada bilang kalau lahan gambut belum dimanfaatkan secara maksimal. Tapi ternyata sampai sekarang pun tetap gak dimanfaatkan secara maksimal.

    BalasHapus
  10. Seemoga keberadaan BRG mamin diketahui masyarakat khususnya petani di pedalaman yg mgkn saja masih minim info soal restorasi gambut.

    BalasHapus
  11. Potensi gambut ternyata lebih dari yg selama ini kuperkirakan 😳

    BalasHapus
  12. Wah terimakasih mbaak ulasannya tentang lahan gambut yang sangat bermanfaat dan menambah wawasan, semoga ditahun ini dan selanjutnya lahan gambut Indonesia terbebas dari karhutla mbaa. BAru tau ternyata lahan gambut, jika dikelola secara baik dan benar manfaat banyak banget jauh sekali dari apa yang saya bayangkan mba

    BalasHapus
  13. Lahan gambut sungguh banyak manfaatnya ya, subur pula ya. Semoga semakin banyak yang sadar mengenai hal ini. Dan gak ada kebakaran hutan gambut lagi demi membuka lahan baru.

    BalasHapus
  14. Jujur Saya baru tau tentang pengetahuan lahan gambut ini. Harus disebarluaskan ini Mba Nurul biar masyarakat tau dan sadar pentingnya lahan gambut. Link artikel boleh Saya sebar sebar ya, Mba. Ijin 🙏

    BalasHapus