Bagaimana Minimalkan Dampak Bencana, lalu Amankan Jakarta dari Tsunami?

bagaimana meminimalkan dampak bencana

Indonesia berada dalam lingkaran Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) yang mengelilingi cekungan Samudera Pasifik atau Sabuk Gempa Pasifik, sehingga bencana alam gempa bumi dan tsunami bisa sewaktu-waktu terjadi.

Bencana alam tidak dapat dicegah, namun dapat diminimalkan dengan sinergi dan kolaborasi antara Lembaga, Pemerintah Pusat dan Daerah, kesadaran masyarakat juga dengan berbagai alat hasil kemajuan teknologi.  


Hollaa…

Tulisan saya kali ini tentang bencana alam gempa bumi dan tsunami yang ada di Indonesia, bagaimana meminimalkan dampak bencana yang ditimbukan serta amankah Jakarta dari tsumani?

Ish bahasannya kok berat banget sih? eitsss jangan ngeluh dulu dong.. InshaAllah ngga berat kok, karena informasi ini penting banget nih bagi kita warga negara Indonesia yang berada di cincin api pasifik (ring of fire) itu artinya negara kita rawan berbagai bencana alam yang disebabkan oleh pergerakan lempeng maupun pergerakan magma di bawah tanah.

Iya memang bencana alam tidak dapat dicegah, namun dapat diminimalkan agar tidak menimbulkan banyak korban jiwa.

Bagaimana cara meminimalkan dampak gempa di Indonesia? Informasi ini saya dapatkan saat menghadiri diskusi Ecotalk bersama Tempo Media yang bertajuk “Amankah Jakarta dari Tsunami?’ pada Jum’at, 28 februari 2019 di Ancol, Jakarta.

Dalam diskusi hadir sebagai narasumber
  1. Bapak Berton Panjaitan, Kepala Subdit Pencegahan BNPB
  2. Bapak Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG
  3. Bapak Suprayoga Hadi, Perencana Ahli Utama, Kedeputian Pengembangan Regional BAPPENAS
  4. Bapak Eko Yulianto, Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
  5. Tomy Aryanto sebagai moderator
amankah jakarta dari tsunami
Narasumber Ecotalk bersama Tempo Media “Amankah Jakarta dari Tsunami? 
Jum’at, 28 februari 2019 di Putri Duyung, Ancol, Jakarta.

Tentang Gempa di Indonesia

Gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami.

Jadi, peristiwa tsunami yang terjadi di Indonesia kebanyakan terjadi 90% di disebabkan oleh gempa tektonik, 9% oleh letusan gunung berapi dan 1% oleh tanah longsor. Bila gempa tektonik terjadi, maka potensi tsunami itu ada.

bagaimana meminimalkan dampak bencana
Illustrasi Gempa, foto sumber BBC


Tahukah kamu, bahwa gempa yang bisa memicu tsunami adalah yang berskala di atas 6,5 skala richter atau yang berguncang selama lebih dari 40 detik.

Menurut Bapak Eko Yulianto, Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, gempa terbesar di Jakarta terjadi tahun 1699 yang mengakibatkan banyak bangunan ambruk.

Gempa di NTB, 5,9 skala richter ratusan bangunan roboh lalu gempa palu, korban jiwa sangat banyak menandakan kualitas bangunan yang ada kurang baik, kurang tahan gempa. 

bagaimana meminimalkan dampak bencana
 Dampak Gempa Bumi di Jawa Timur, foto sumber ANTARA


Menurut Bapak Berton Panjaitan, Kepala Subdit Pencegahan BNPB mensinyalir bahwa masyarakat Indonesia tidak mengambil pelajaran dari berbagai bencana yang pernah terjadi. Beliau telah melakukan penelitian terhadap masyarakat di Mentawai dan Aceh bahwa mereka tetap kembali ke pantai meski pernah dilanda bencana dahsyat.

Lalu menurut Bapak Rahmat Triyono dari Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG bahwa, setelah 1990 teknologi pencatat gempa sudah bisa mengetahui sumber gempa dengan lebih baik.  Jadi BMKG selalu memberikan informasi seakurat mungkin tentang gempa  yang terjadi.

Termasuk apakah gempa tersebut berpotensi tsunami atau tidak, semua diinformasikan kepada masyarakat melalui seluruh media yang dimiliki oleh BMKG termasuk didalamnya twitter sebagai media yang paling sering di akses oleh masyarakat Indonesia.

Amankan Jakarta dari Tsunami?

Masih ingatkah dengan peristiwa tsunami anyer beberapa waktu lalu? peristiwa tsunami Anyer adalah sebuah anomali, kenapa? karena tidak terdeteksi adanya gempa sebelumnya. BMKG sebelumnya sudah mengeluarkan warning gelombang tinggi, sehingga dianggap itu hanya gelombang tinggi saja. 

bagaimana meminimalkan dampak bencana
 Anak Gunung Krakatau 2018, foto sumber BNPB

Sensor BMKG pun tidak mencatat adanya gempa sebelum tsunami anyer karena hanya mencatat gempa tektonik saja. Sensor BMKG saat ini belum mampu mendeteksi gempa akibat longsoran gunung Anak Krakatau.

Menurut Bapak Rahmat Triyono bahwa selama ini BMKG sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai prosedur, dalam memberi peringatan dini terhadap daerah-daerah yang diperkirakan akan mengalami bencana tsunami. Namun terkadang ada beberapa faktor lain yang menghambat, seperti terputusnya komunikasi dan lain sebagainya.

Amankah Jakarta dari tsunami? kemungkinan bencana selalu ada, potensi tsunami yg terbesar berasal dari Selat Sunda dan Jakarta hanya terkena dampak kecil. Namun potensi bencana selalu mengintai di darat maupun lautan, jadi kesadaran masyarakat diperlukan.

bagaimana meminimalkan dampak bencana
Dampak Tsunami Ayer 2018, foto sumber Tempo.co

Bagaimana Meminimalkan Dampak Bencana?

Peristiwa tsunami Anyer menyadarkan bahwa pentingnya kordonasi yang baik antara badan Geologi yang menangani gunung berapi dan BMKG yang mencatat gempa tektonik.

Ada 3 hal penting yang harus dilakukan dalam penanggulangan bencana di Indonesia yaitu

Regulasi

Tata ruang harus kembali dikaji dan diperbaiki dan kualitas rumah harus cukup baik Misalnya tidak boleh membangun rumah atau bangunan hunian di tepi pantai dan memiliki satu ruang aman untuk perlindungan apabila terjadi bencana

Fakta yang ditemukan oleh Bapak Eko Yulianto dari LIPI bahwa banyak rumah yang dibangun di sebelah utara menjauhi pantai mungkin untuk menghindari tsunami. Namun sekarang, Pemda yang malah membangun di daerah dekat pantai.

Menurut Bapak Eko Yulianto dari LIPI,  Masyarakat di Jakarta harus melihat kondisi rumah masing-masing, karena ancaman akan gempa itu nyata. Memiliki 1 ruang aman di rumah untuk menghindari bahaya gempa bisa diterapkan dalam rumah masing-masing.

Kelembagaan

Meningkatkan sistem peringatan dini akan gempa dan tsunami. Seluruh badan harus saling berkordinasi, begitu juga dengan masyarakat.

Kesiapsiagaan bencana bukan hanya dititik beratkan kepada masyarakat, tetapi peran pemerintah pun sangat penting untuk berkontribusi dalam hal kesiapsiagaan bencana guna mengurangi dampak bencana.

Selain itu, penanganan urusan bencana tidak hanya ditangani oleh pemerintah pusat, tetapi juga Pemda dari daerah-daerah di Indonesia. Harus ada kerjasama yang baik antara instansi pusat dan daerah, serta masyarakat.

Investasi

BNPB berharap setiap Pemerintah Daerah dapat melatih masyarakatnya dalam menghadapi bencana agar lebih banyak masyarakat yang tahu apa yang harus dilakukan.

Ironisnya, pelatihan menghadapi tsunami sering terkendala masalah biaya karena adanya kebiasaan menyediakan uang makan untuk setiap peserta. Bapak Eko Yulianto dari LIPI menyatakan perlu ada kegiatan yg menarik agar minat masyarakat meningkat.

Bapak Eko Yulianto melontarkan ide untuk membuat acara tsunami drill menjadi lebih menarik. Misalnya diadakan lomba lari atau jalan cepat menuju lokasi yang aman dari tsunami sebagai pengganti tsunami drill yang normal.


amankah jakarta dari tsunami
 Narasumber Ecotalk "Amankan Jakarta dari Tsunami" 28/2/19
Tomy Aryanto sebagai moderator, Bapak Eko Yulianto, Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIP, Bapak Suprayoga Hadi, Perencana Ahli Utama, Kedeputian Pengembangan Regional BAPPENAS, Bapak Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Berton Panjaitan, Kepala Subdit Pencegahan BNPB 


Selain 3 hal tersebut, cara meminimalkan dampak bencana dapat dilakukan dengan:

Kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi bencana

Jika dinilai dalam skala 1-10, menurut Bapak Berton Panjaitan dari BNPN adalah skalanya kurang dari 6, artinya masih butuh kerja keras masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi bencana

Kesadaran Masyarakat

Masyarakat pelu menyadari dan memahami pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Kesadaran dari diri sendiri dalam menanggulangi bencana juga harus dibangun, jangan selalu menunggu info dari BMKG. 

Contoh sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan cara memberitahukan cara menyelamatkan diri dengan benar dan tempat aman yang bisa jadi tempat perlindungan saat terjadi bencana.

Pelatihan

Pelatihan ini dapat diberikan disekolah atau kampus, serta berbagai lapisan masyarakat. Tidak hanya ilmu pengetahuan saja, tetapi juga diperlukan pelatihan khusus. Masyarakat harus dilatih agar setiap ada kebakaran, gempa dan bencana lainnya bisa mencari tempat yang aman.

minimalkan dampak gempa
Simulasi gempa di sekolah, foto sumber google

Minimalkan Dampak Gempa dengan Teknologi

Daripada menunggu tsunami warning dari BMKG, lebih baik jadikan gempa sebagai tanda kewaspadaan untuk bersiap siaga. Budayakan untuk melakukan evakuasi mandiri. 

Ketika tsunami terjadi sebaiknya jangan langsung panik. ikuti arah jalur evakuasi tsunami atau pergi ke tempat yang lebih tinggi.

bagaimana meminimalkan dampak bencana
 Korban gempa palu, foto sumber ANTARA 

Selain itu masyarakat perlu diingatkan agar waspada terhadap isu yang beredar. Yang sering terjadi setelah gempa adalah beredarnya kabar hoax. BMKG mensinyalir isu itu dibuat oleh maling yang ingin menjarah rumah yg ditinggalkan oleh warga.

Masyarakat juga dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meminimalkan dampat gempa, seperti:
  1. Sebelum berkunjung ke suatu daerah silakan buka http://inarisk.bnpb.go.id  untuk melihat potensi bencana yang ada di sana agar kita selalu waspada.
  2. Warga dapat mengunduh aplikasi BMKG di handphone untuk mengetahui berbagai peringatan dini mengenai info gempa dan tsunami yang terjadi di Indonesia.

bagaimana meminimalkan dampak bencana
inarisk.bnpb.go.id  untuk melihat potensi bencana disuatu daerah

bagaimana meminimalkan dampak bencana
Aplikasi BMKG untuk mendapatkan informasi terkini tentang peringatan dini tsunami

Kesimpulan

  1. Dalam menghadapi bencana yang harus dibenahi adalah tata ruang, peran Pemerintah Daerah sangat penting, tidak mendirikan rumah di bibir pantai dan membangun rumah dan bangunan yang kokok atau tahan gempa
  2. Bagaimana sikap atau perilaku masyarakat dalam pengelolaan bencana. Sebaiknya masyarakat belajar dari pengalaman beberapa musibah bencana yang di alami di Indonesia, agar selalu waspada terhadap musibah yang ada
  3. Banyak bangunan di Jakarta yang rentan ambruk jika terjadi gempa, maka perlu disosialisasikan mengenai bagaimana membangun rumah yang tidak mudah ambruk saat gempa
  4. Satu rumah, satu ruang aman, misalnya membuat kamar mandi atau meja yang kokoh dari goncangan gempa, jadi ketika gempa terjadi bisa berlindung didalamnya.
  5. Kesadaran dan kesiapsiagaan diri dalam menghadapi bencana
Semoga informasi tentang bagaimana cara meminimalkan dampak bencana di Indonesia dapat bermanfaat ya.. yang utama kesadaran dari dalam diri sendiri dan siap siaga untuk menghadapi bencana.

Salam hangat,
Elly Nurul

29 komentar

  1. Jakarta kena tsunami ,amit amit dah, jangan sampai deh.

    Banyakin doa malam Jumat aja biar terhindar dari bencana

    BalasHapus
  2. Wah Jakarta kena berpotensi tsunami bahaya banget. Apalagi sekarang Jakarta padat banget jarang lahan kosong lagi. Jadi butuh kesiagaan dong ini menghadapi bencana yang berada di Ring of fire...

    BalasHapus
  3. Mendengar kata Tsunami sudah takut duluan. Ingat yang di Aceh dan Tanjung Lesung. Musibah itu terjadi sangat cepat. Tidak ada yang tahu, juga tidak direncanakan tau2 sudah menggulung tubuh manusia. Kalau sudah terjadi... Siapa yang bisa mengelak. Terlepas daerah kita terdampat tsunami ato tidak, persiapan matang serta edukasi thd bahaya tsunami itu penting ya mbak.... Agar masyarakat bisa meminimalisir kemungkinan2 yg akan terjadi saat bencana melanda mereka.

    BalasHapus
  4. Duh selalu sediih klo lihat korban bencana, termasuk gempa ini. Setuju bahwa upaya utk mengedukasi masyarakat dlm menghadapi bencana sangatlah perlu

    BalasHapus
  5. Krakatau gila banget emang ya mba. Dasyatnyaaaa ampun deh. Semoga Jakarta jauh dr bencana, pemulihannya terlalu lama n dampaknya luas bgt

    BalasHapus
  6. Edukasi menghadapi bencana memang sangat penting. Dan ketika sudag terjadi, recovery bagi korban juga gak mudah ya. Butuh waktu yang gak sebentar. Btw, makasih sharingnya mbak

    BalasHapus
  7. Masyarakat memang harus dikasih tahu bagaimana cara menghadapi bencana yaa, Mba. Agar mereka lebih siap dan gak kaget saat bencana iitu datang

    BalasHapus
  8. TSunami. Entah mengapa, mendengar kata ini disebut aja saya ngeri, semoga kita semua selalu dilindungi saat bencana datang menghampiri, amiiin

    BalasHapus
  9. Baca artikel ini jadi ingat sama papaku dulu pernah tergabung dalam tim ahli yang membahas tentang pengaturan tata ruang di DKI Jakarta. Dan itu ribet banget deh ka. Seriusan....

    BalasHapus
  10. nah bener banget kak, sosialisasi dan edukasi keselamatan diri saat terjadi gempa ini penting banget, karena aku sempat dilanda panik dan gak tau harus kemana saat gempa di kampung halaman ku dulu.

    BalasHapus
  11. Disaster risk reduction is extremely important. Sometimes because of bad management or lack of regulation, we cannot address natural disaster or man-made ones when it happens. So we need to be aware of this and also to train our self to handle disasters especially in the aftermath

    BalasHapus
  12. Iya ya mbak. Kemungkinan terjadinya bencana itu selalu ada jadi yah kita cuma bisa mengantisipasinya. Apalagi belakangan ini sering sekali terjadi bencana. Bersyukur di era digital ini ada applikasi BMKG jadi kita bisa langsung dapat informasi dari ahlinya...

    BalasHapus
  13. Semoga kita semua senantiasa diberikan keselataman ya, Mbak. Bencana terjadi tidak dapat kita duga, setuju sekali, untuk meminimalisir akibat bencanalah yg harus diketahui. Tks share pengetahuannya, Mbak

    BalasHapus
  14. Aku dulu pengen banget Mbak sekolah BMKG ini. Simpel sih tujuannya, bisa tahu perkiraan cuaca dan bencana lebih dulu dan membagikan info ini kepada warga. Sayang, nggak kesampaian.

    Itu aplikasi BMKG, kumau download ah

    BalasHapus
  15. cara2 menghadapi gempa ato tsunami perlu sih memang diadain di semua sekolah, bahkan tk juga. krn di kantorku aja, kita itu diwajibkan melakukan fire drill, earthquake drill setiap 6 bulan sekali mba. itu ptg soalnya.

    adekku tinggal di jepang. itu anaknya dr TK udh diajarin cara kalo ada gempa dan tsunami, krn tau sendiri jepang lbh banyak kejadian gempa dan tsunaminya. rumah mereka aja semua than gempa, dan terbuat dr bahan ringan. tp ttp kokoh. aku sampe bilang ke adekku, adaa g ya material seperti ini di jkt? kalo ngerenov rumah, aku pengen ganti pake material yg sama kyk rumah jepang :D

    BalasHapus
  16. Pelatihan penanganan tsunami menurutku memang penting banget. Jadi sosialisasi seperti ini juga jadi pembelajaran ya mba :)

    BalasHapus
  17. kadang yamg kurang itu kesiapan diri mba. merasa wilayah saya aman
    temasuk siapa saja ini bahkan saya. kadang suka ga tau tindakan awal untuk menghadapi bencana

    BalasHapus
  18. Aku suka serem duluan kalo denger kata tsunami nih mbak. Sosialisasi dan edukasi masalah tsunami dan penanggulangan bencana emang harus ditingkatkan yah mbak. Biar kita bisa antisipasi dan gak ada lagi korban bencana

    BalasHapus
  19. Iya regulasi harus ditegakkan ya mbak.
    Nah ini kapan hari aku liat tipi ada pengembangan proyek apa gtu di deket laut yg targetnya mau dibikin kyk Marina Bay-nya Indonesia gtu. AKu cuma melongo, soalnya setauku laut di deket Jkt kan rawan potensi tsunami.Ah gak tau deh...
    Intinya dr pemerintah perlu usaha mengetatkan regulasi dan pengadaan tekjologi, dan dr masyarakat ada kesadaran utk menjaga pesisir dan teknologi yg ada ya.

    BalasHapus
  20. di beberapa titik di bandar lampung sempat terkena imbas tsunami karena krakatau juga mba. Di perkampungan nelayan sih yang kena. Ga kebayang deh yang di kalianda. Teman2 saya yang ke sana, saya cuma berani titip bantuan. Sama sekali ga nyangka karena sebelumnya ga ada gempa. Ternyata karena erupsi krakatau yang menimbulkan longsor bawah laut. gimana pas ibunya dulu meletus ya Allah

    BalasHapus
  21. Bertempat tinggal di lokasi yg berpotensi terdampak bencana atau tidak, kita juga musti belajar bagaimana tanggap bencana, ya. Semoga di semua sekolah-sekolah ada edukasi tentang hal ini, demikian juga untuk masyarakat umum

    BalasHapus
  22. memang agak susah mengajak masyarakat untuk berkumpul jika tidak ada kompensasinya, padahal kalo dipikir-pikir sebagai masyarakat kita juga butuh informasi yang benar dan dari sumber yang terpercaya....

    BalasHapus
  23. Jogja juga nih harus waspada bencana. Dekat gunung Merapi yang aktif dan rawan gempa

    BalasHapus
  24. Postingan yang sangat bermanfaat. Kita memang harus siap untuk beragam kondisi ya dan waspada. Karena bencana bisa datang tanpa pemberitahuan dulu. Sambil terus berdoa semoga bencana nggak menghampiri kita.

    BalasHapus
  25. Pas sampai di bagian ini, note banget!

    "... Satu rumah, satu ruang aman, misalnya membuat kamar mandi atau meja yang kokoh dari goncangan gempa, jadi ketika gempa terjadi bisa berlindung didalamnya."

    BalasHapus
  26. Wahh kesimpulan no.4 ini bagus banget untuk diterapkan dimasing2 rumah keluarga yah mba... apalagi sekarang gempa ada dimana-mana bukan hanya jakarta yang harus waspada, tiap kota harus menerapkan demikian..

    BalasHapus
  27. Semenjak bekerja di tambang, etos safety jadi mendarah daging, jadi selalu pengen ikut pelatihan2 safety, salah satunya pelatihan tanggap darurat ini. Makasih Mbak Elly sharingnya, bikin aku makin aware masalah ini

    BalasHapus
  28. kalau ngomongin bencana, Indonesia dah puas bgt deh. sejak tahun 2009 lalu hingga akhir 2018 bertubi2.

    Aku sering terjun ke lokasi bencana buat mitigasi, evakuasi, dll. semoga kesadaran masyarakat Indonesia, yg tahu sekali kondisi alamnya bisa meminimalisir terjadinya bencana dan korbannya. Sedih kalau lihat bencana datang

    BalasHapus
  29. memang Indonesia masuk ke dalam area ring of fire, yang patahannya cukup banyak sehingga kalo 1 patahan geser akan otomatis menggeser patahan yang lain. sebagai manusia kita hanya bisa menjaga kelestarian lingkungan dengan banyak cara dan banyak strategi

    BalasHapus