Jangan Remehkan Asam Lambung


19 Januari 2016, jam 20:30 Wib ketika saya sedang menyusui anak dalam keadaan berbaring, tiba-tiba pada bagian ulu hati saya berdetak/berdentum begitu terasa sehingga menyesakkan dada, lalu dilanjutkan dengan detak jantung meningkat, penglihatan kabur dan tubuh saya merasa lemas dan tidak ada rasa.

Dalam menghadapi kejadian tersebut, saya berusaha menenangkan diri, dengan bernafas secara teratur sambil terus menerus berdzikir, yang terbesit dalam benak saya adalah, apakah ini yang disebut serangan jantung, karena jantung saya berdetak kencang, sesak nafas dan badan saya terasa dingin. Inginnya saya langsung beranjak dari tempat tidur untuk segera minum air putih, mungkin akan lebih baik, tapi anak saya masih belum tertidur (masih minum asi), lalu saya putuskan untuk menunggu hingga anak saya terlelap tidur.

Sekitar 5 menit kemudian anak saya sudah terlelap tidur, lalu saya segera minum air putih, namun jantung saya masih terus berdetak kencang, dada saya masih sesak sehingga sulit bernafas. Lalu saya memutuskan untuk pergi ke Dokter bersama suami untuk memeriksakan keadaan saya sehingga dapat tertangani secara medis.

RS yang terdekat dengan rumah saya adalah RS Hermina Depok, setiba di RS saya langsung menuju IDG dan rada panik, karena dada masih berdetak cepat sehingga menyulitkan saya bernafas. Petugas IGD langsung meminta saya untuk berbaring dan menenangkan diri, sementara suami saya mengurus administrasi pendaftaran pasien.

Tidak lama kemudian, mas petugas IGD memeriksa keadaan saya, tensi darah (110/80) lalu saya ditanya beberapa pertanyaan tentang kronologis kejadian, apa yang dirasakan? sejak kapan kejadiannya?, apakah ada riwayat asma atau jantung? sudah minum obat apa? apakah saya muntah sebelumnya?.  Setelah menjawab pertanyaan2 tsb selesai, saya langsung minta untuk di cek jantung saya, karena detaknya terlalu cepat dan membuat saya sulit bernafas, lalu Mas IGD menginformasikan bahwa setelah ini akan di cek jantung saya.

Selanjutnya Mba IGD datang dengan membawa alat rekam jantung, langsung menutup tirai ruangan tempat saya berbaring, dan menawarkan saya bantuan oksigen dan saya menyetujuinya (karena saya masih kesulitan bernafas). Oh iya kenapa beda petugas dari Mas ke Mba IGD? karena dalam rekam jantung tersebut, ada alat yang ditempelkan di dada sehingga harus wanita yang bertugas. Ketika masih dalam proses rekam jantung, badan saya terasa dingin, lemas dan tidak ada rasa. Dan menurut saya Alat2 rekam jantung tersebut agak menyeramkan (ngga bisa saya jelaskan).


Alhamdulillah, hasil rekam jantung saya baik-baik saja, tidak terdeteksi adanya serangan, dan saya diminta menunggu untuk bertemu dengan Dokter. Tidak lama kemudian Dokternya datang, muda, ganteng dan berkacamata namanya Dokter Aditia Nata Kusuma dan… berbarengan juga dengan kondisi saya sudah membaik (detak jantung kembali normal dan saya sudah bisa kembali bernafas dengan baik).

Dokter Nata bilang hasil rekam jantung saya baik-baik saja, lalu beliau memeriksa bagian perut sampai bawah dada, dan melakukan beberapa bertanyaan : apakah saya pernah ada riwayat maag? apakah saya merasakan mual? Apakah saya merasakan sakit pada bagian diantara hati dan lambung (beliau sambil menekan2 bagian perut dekat lambung. Kemudian beliau bilang bahwa “asam lambung saya meningkat, sehingga memicu detak jantung sehingga mengganggu pernafasan”.  Pesan Dokter Nata kesaya, "Jantung baik, hanya pola harus teratur dan tetap menjada makanan, karena ada riwayat penyakit maag, jangan memakan makanan yang dapat memicu asam lambung naik.. cepet sembuh ya"

Dan setelah dokternya meninggalkan saya, tiba2 dada saya mulai sesak sedikit dan badan dingin dan lemas, ngga lama kemudian Mas IGD datang menanyakan kondisi saya, lalu saya minta adakah obat yang bisa mengobati asam lambung saya, sehingga tidak memicu jantung saya kembali berdetak kencang. Tidak lama kemudian saya diberikan obat “Lansoprazole 30 mg” oleh Mas IGD, katanya jika setelah minum obat ini saya lebih baik, maka saya diijinkan pulang.

Alhamdulillah.. tidak lama kemudian kondisi saya sudah membaik dan suami saya kembali mengurus administrasi dan menebus obat resep dari Dokter Nata. Saya bersyukur malam itu saya masih diberikan nikmat usia, karena saya sudah berfikiran bahwa saya akan meninggal malam itu, tapi dalam lubuk hati saya, bahwa saya belum siap meninggal. Dan mulai malam itu saya berjanji dalam diri saya untuk menjaga makanan saya, pola makan yang teratur dan yang paling penting adalah mensyukuri nikmat sehat.

Pagi ini saya langsung browsing tentang “asam lambung”, dan sangat mencengangkan bahwa akibat asam lambung tersebut seseorang bisa meninggal dunia jika tidak tertangani langsung secara medis. Alhamdulillah keputusan saya untuk langsung ke RS sudah tepat. Alhamdulillah.. Alhamdulillah.

Ini hasil dari RS akibat asam lambung saya meningkat. Jaga kesehatan ya man teman, semoga saya tidak lagi merasakan apa yang telah saya alami semalam, stay healthy ya.. makan makanan yang sehat.


Salam,
Elly

2 komentar

  1. Saya juga pernah mengalaminya, parahnya itu terjadi ketika saya sedang mengendarai motor. Langsung saya menepi dan masuk ke dalam warung guna meminta pertolongan. Saya langsung minta minyak dan sendok untuk mengerok badan saya. Karna yg saya rasakan perut sangat kembung juga. Setelah saya kerokan, lalu saya usahakan muntah agar mual di perut saya berkurang. Saat muntah saya rasakan ada cairan asam keluar dari mulut saya, dan cairan itu agak panas juga. Setelah saya cek ternyata benar saya memang terkena asam lambung. Sebenarnya saya sudah beberapa kali mengalami ini, tapi saya abaikan karna saya anggap saya hanya kena masuk angin biasa. Astaghfirulloh... Selama ini saya sudah mengabaikan penyakit ini. Padahal produktifitas saya beberapa kali terganggu dengan penyakit ini. Saya juga mulai sekarang berjanji lebih menjaga pola makan saya.

    BalasHapus
  2. Hal-hal yang ngga kepikiran sebelumnya akhirnya kepikiran juga dari artikel ini, terimakasih ya kak sudah berbagi tips:)

    BalasHapus