Perempuan, Kehidupan dan Tantangannya

"The Green Room Rangers" 
My Team at PR Division

Ibu bukanlah sosok yang sempurna, tapi Ibu selalu berusaha untuk menyempurnakan anak-anaknya. Dapat merawat, membesarkan hingga melihat keberhasilan anak-anaknya merupakan kebahagian yang utama. Dari sosok Ibu, saya banyak belajar, khususnya tentang sabar dan tabah. Ibu saya adalah sosok yang setia, selalu ada ketika saya membutuhkannya, menyediakan bahunya sebagai penopang, menyulurkan tangannya tanpa pamrih dan selalu memberikan kehangatan dalam setiap pelukannya.

Ibu adalah motivasi saya dalam hidup untuk meraih keberhasilan. Beliau adalah sosok perempuan yang luar biasa. Setiap harinya beliau selalu bangun pagi lebih awal untuk menyiapkan sarapan dan tidak tidur sebelum anak-anaknya tertidur. Dan dalam setiap doa-doanya, selalu terselipkan doa untuk anak-anaknya, supaya kelak tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan sukses. Banyak contoh orang-orang sukses saat ini adalah berkat doa Ibu mereka. Sungguh luar biasa kekuatan doa seorang Ibu

Sebagai seorang perempuan, saya memiliki 3 (tiga) peran, yaitu sebagai seorang Ibu, Istri dan sebagai perempuan yang bekerja di ruang publik. Bagi saya ketiganya memiliki peran penting dalam kehidupan dan saya memiliki cita-cita dan harapan untuk berhasil dalam menjalankan peran ketiganya. Dengan niat yang baik, perbuatan atau usaha yang baik, InsyaAllah mendapatkan hasil yang terbaik.

Memiliki 2 (dua) orang anak dan sebagai perempuan yang bekerja diruang publik, merupakan hal yang tidak mudah dijalankan. Ada rasa kehawatiran yang begitu besar jika tidak dapat menyempurnakan anak-anak. Ingin rasanya selalu bersama anak-anak dirumah, namun saat ini belum memungkinkan untuk saya dapat melakukannya. Tantangan terberat saya sebagai seorang Ibu bekerja adalah kehilangan peran dalam kehidupan anak-anak, mereka lebih dekat bahkan lebih menuruti perintah Kakek dan Neneknya, sehingga peran Kakek dan Nenek lebih utama dalam kehidupan anak-anak saya. Itu merupakan tantangan, dan saya harus bisa menghadapi tantangan tersebut.

Meninggalkan anak-anak dirumah dengan orangtua saya, tidak menurunkan semangat saya dalam mengambil peranan penting sebagai seorang Ibu. Selalu berusaha dekat dengan anak-anak adalah hal yang utama. Ketika saya dikantor, saya luangkan waktu berkomunikasi melalui telepon dengan orangtua untuk mengetahui keadaan anak-anak dirumah. Anak saya yang paling kecil usianya sudah 3,5 tahun dan sudah dapat berkomunikasi dengan baik melalui telepon, maka saya menyempatkan diri untuk menanyakan keadaannya, sedang apa?, apakah sudah makan?, sudah mandi? dan lainnya. Selepas bekerja, saya dan suami juga selalu mengusahakan untuk pulang tepat waktu  atau sebelum anak-anak tidur sehingga waktu kebersamaan bersama anak tidak hilang.

Kebersamaan bersama anak-anak :)

Aktifitas harian untuk kebersamaan bersama anak-anak seperti mengajak makan malam bersama, beribadah bersama, membaca dan menulis hingga bermain “tebak-tebakan” yang membuat antusias anak-anak untuk menjawab, membacakan buku cerita serta bernyanyi sebagai pengantar tidur.

Dalam peranan saya sebagai seorang istri yang sudah memiliki 2 (dua) orang anak dan usia yang tidak muda lagi, saya berusaha untuk menjaga kecantikan fisik maupun rohani. Untuk menghasilan cantik fisik saya rajin mengkonsumsi buah, sayur dan banyak minum air putih dan untuk kecantikan rohani saya, sebagai seorang muslimah saya menjalankan kewajiban saya, shalat 5 (lima) waktu,  berdoa dan selalu berbuat baik dengan sesama. Alhamdulillah dengan segala usaha tersebut saya memetik hasilnya.

Dalam peranan saya sebagai seorang perempuan yang bekerja di ruang publik, ijin dan dukungan suami sangat diperlukan. Alhamdulillah suami saya mendukung dan memberikan kepercayaan. Dukungan dan kepercayaan suami menjadi semangat saya dalam bekerja. Karena seorang perempuan yang baik adalah jika segala aktifitasnya diruang publik atas ijin dari suaminya.

Ketika Mengikuti Program Budaya dan Bahasa di Wellington, New Zealand :)

Di kota Jakarta, peran perempuan dalam ruang publik sangat banyak. Ada wanita yang bekerja sebagai pimpinan perusahaan, pembaca berita televisi, menjadi kepala daerah atau bahwan menjadi supir angkutan umum (angkot). Pekerjaan saya diruang publik sebagai Public Relations  membutuhkan tantangan yang tidak ringan, seperti harus bisa menghadapi orang dalam berbagai situasi, ada yang kasar ada yang baik, ada yang mudah mengerti ada yang sulit mengerti. Itu semua membutuhkan pengalaman dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Pengalaman dan kemampuan berkomunikasi itu dibutuhkan waktu yang tidak singkat, dibutuhkan waktu untuk menggali ilmu melalui membaca buku, mengikuti pelatihan-pelatihan dan berpartisipasi dalam kepanitian kegiatan di kantor.

Teringat pada bulan November 2012, saya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi kota Banjarmasin, Kalimantan selatan dalam program Seminar & Talkshow tentang “Islam, Perempuan dan Ruang Publik”. Dengan mengikuti program ini saya mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman. Pengalaman bagaimana berkomunikasi dengan orang diluar pulau Jawa, mempelajari budaya mereka dan dapat menikmati pemandangan alam disana.

Ketika Mengikuti Seminar & Talkshow tentang “Islam, Perempuan dan Ruang Publik" di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Peran perempuan dalam ruang publik di kota Banjarmasin sudah baik, ada yang menjadi Rektor, Kepala Sekolah bahkan menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).  Hanya saja dibutuhkan kegigihan perempuan dalam berjuang untuk mewujudkan yang menjadi cita-cita dan harapannya. Contohnya adalah salah satu pembicara yaitu seorang anggota DPRD dan pernah mengikuti ajang Putri Indonesia. Beliau memiliki keinginan untuk mengikuti ajang Putri Indonesia, untuk menjadi putri Indonesia tidak hanya dibutuhkan cantik secara fisik namun dibutuhkan juga kecerdasan dan pengetahuan yang luas.

Beliau memiliki wajah yang cantik, namun beliau belum merasa memiliki pengetahuan yang luas dan fisiknya belum proforsional. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mempersiapkan dirinya mengikuti ajang pemilihan putri tersebut, atas hasil kerja kerasnya beliau terpilih menjadi Putri Kalimantan Selatan dan berhak mewakili kota Kalimantan Selatan untuk mengikuti Ajang Putri Indonesia. Sungguh contoh nyata bahwa kerja kerasnya untuk mencapai cita dan harapan membawanya menjadi seorang perempuan yang saat ini menjadi wakil rakyat di kota Kalimantan Selatan.

Dari beberapa pengalaman, dapat disimpulkan bahwa, Perempuan memiliki potensi yang sama dengan laki-laki, memiliki akal pikiran, kecerdasan dan lainnya. Potensi-potensi tersebut merupakan anugerah dari Tuhan YME. Dengan adanya potensi tersebut, manusia (laki-laki maupun perempuan) diharapkan mampu untuk menyelesaikan masalah yang ada seperti sosial, ekonomi, politik, budaya dan masalah lainnya.

Sebagai seorang muslimah, saya menyakini bahwa Allah SWT tidak menyia-nyiakan amal ibadah seseorang laki-laki atau perempuan. Sebagai seorang Istri, Ibu dan Perempuan yang bekerja di ruang publik. InsyaAllah saya masih tetap menjaga aturan-aturan yang diperbolehkan dalam ajaran Islam. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan terus belajar untuk menjadi lebih baik.

Salam hangat,
Elly Nurul

Tidak ada komentar